I made this widget at MyFlashFetish.com.

Thursday, March 22, 2012

Yayasan Palung Lakukan Kegiatan Pengalian Gagasan




Pagas atau penggalian gagasan adalah salah satu bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mengali aspirasi masyarakat terkait rencana pembangunan, pemanfaatan potensi desa, realisasi pembangunan yang di terima desa. Pagas dilaksanakan di beberapa desa di sekitar Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) dan baru dilaksanakan di desa Riam Berasap Jaya (12/3/2012) yang dihadiri 21 orang peserta dan Desa Pengkalan Buton (13/3/2012) yang dihadiri 17 orang peserta. Selanjutnya Yayasan Palung akan memfasilitasi beberapa kegiatan Pagas lagi di desa-desa yang lain sekitar TNGP pada bulan April mendatang.

Dari kegiatan Pagas yang dilakukan memang telah dilakukan pengalian gagasan pada tahun-tahun sebelum dan telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des). Namun RPJM-Des banyak menyentuh pemanfaatan potensi desa sebagai salah satu peningkatan ekonomi masyarakat misalnya pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti pemanfaatan pandan, rotan, bambu dan sebagainya. Padahal potensi tersebut jika dimanfaatkan secara maksimal bisa meningkatkan pendapatan ekoomi masyarakat terutama kerajinan yang dihasilkan para Ibu Rumah Tangga.

Ada beberapa kendala yang menghambat dalam pemanfaatan potensi desa tersebut diantaranya kendala pemodalan, peningkatan ketrampilan dan peningkatan kualitas kerajinan dan yang tidak kalah penting kurangnya informasi terkait akses pasar. Berkaitan dengan persoalan tersebut menjadi kewajiban kita semua termasuk pemerintah daerah setempat untuk mendorong masyarakat desa memanfaatkan potensi desa yang ada serta memberikan informasi pangsa pasar kerajinan dari HHBK itu sendiri.

Selain belum dimanfaatkan HHBK itu juga di dapat beberapa pembangunan yang didapat masyarakat di desa tidak sesuai dengan harapan masyarakat misalnya pembangunan yang dilaksanakan tidak mengakomodir serta mengambil dari hasil Musyawarah Pembangunan Desa (Musbangdes). Bahkan di salah satu desa ditemukan lokasi pembangunan yang alamatnya tidak ada terdaftar di desa sehingga desa mencari-cari dimana lokasi yang di bangun. Seharusnya pembangunan dilakukan harus betul-betul mengakomodir usulan yang disampaikan masyarakat melalui Musrenbangdes yang dilakukan masyarakat di desa.

Kegiatan pagas kali ini di fasilatasi oleh Yayasan Palung, hadir sebagai fasilitator dalam kegiatan tersebut yakni Edi Rahman. Pagas yang dilaksanakan di dua desa tersebut mendapat sambutan baik dari masyarakat. Mereka (Masyarakat-Red) berharap semoga, aspirasi terkait ajuan dan usulan di tahun-tahun mendatang sesuai dengan harapan masyarakat. Petrus Kanisius (Pit- YP).

Monday, March 19, 2012

Pematang Gadung Heart of Ketapang







Desa Pematang Gadung, Kecamatan Matan Hilir Selatan terletak sekitar 30 km di selatan kota Ketapang, Kalbar. Desa Pematang Gadung memiliki keunikannya berupa lahan gambut yang merupakan hutan skunder dengan luasan lebih dari 14.000 hektar. Sisanya adalah hutan kerangas atau padang pasir yang sangat luas lebih dari 7.000 hektar, sebagian telah terdegradasi oleh pembukaan lahan untuk pertambangan.

Sebelum mencapai hutan yang berjarak sekitar 3 km dari perkampungan, kita melewati areal persawahan lahan basah yang menyimpan tak sedikit jenis burung yang unik. Diantaranya : Gallirallus philippensis atau Mandar Padi Kalung dan Tyto longimembris atau burung Serak Padang. Saat ini, kedua jenis tersebut merupakan jenis unggas Australasia, yang belum tercatat untuk Sunda Besar (Kalimantan, Jawa, Sumatra dan Bali).

Kondisi site pengamatan, tipe habitat dan status perlindungannya, Site pengamatan berupa sawah lahan basah, hutan rawa gambut, dan danau rawa yang secara periodic di genangi air yang sangat luas. Dari berbagai type tersebut menjadikan berbagai habitat untuk beragam jenis burung berbeda. Cara yang biasa dilakukan untuk pengamatan adalah dengan menyusuri sungai yang membelah hutan. Akses untuk menuju ke sana, perjalanan dari kota Ketapang menuju Pematang bisa di tempuh dengan mobil atau sepeda motor dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Di kampung motor boat atau kelotok untuk masuk ke dalam hutan, karena hutan ini dibelah oleh sungai Kepuluk dan sungai Pesaguan.

Cerita menarik sepanjang pengamatan dan tentu saja berupa jenis-jenis burung yang terlihat selama pengamatan dilakukan. Dari kota Ketapang, di perjalanan kita bisa mampir di pantai Sungai Jawi, pada saat musim migrasi pantai tersebut dipenuhi burung pantai migrant. Pada saat masuk kampong atau kampung kita sudah disambut Lonchura fuscans, burung bondol endemik Kalimantan yang hitam polos dan merupakan jenis yang mudah terlihat. Lanius schach bentet (burung Bentet Kepala Kelabu), Arthamus leucorhynchus (burung Kekep Babi), kadang juga Leptopltilos javanicus (burung Bangau Tong-tong) melayang di atas kita, Haliastur Indus ( burung Elang Bondol) dan Elanus caeruleus (burung Elang Tikus).

Saat menyusuri sungai menuju ke dalam hutan, kita dapat menyaksikan beraneka jenis burung, dan yang paling menarik kita juga bisa melihat Ciconia stormi (burung bangau strom), burung paling langka ini akan bertengger di pohon tinggi di tepi sungai saat sore, Anthracoceros albirostris, terkadang juga Buceros rhinoceros (burung Enggang Badak), Acceros undulates (burung Julang Jambul Hitam) dan Annorhinus galeritus (burung Enggang Kelihingan), juga melihat Cymbirhyncus macrorhincus (burung Sempur Hujan) dan sarangnya yang menggantung di pinggiran sungai, serta burung-burung hutan lainnya.

Selain burung, kita juga dapat menyaksikan Bekantan (Nasalis Larvatus), Lutung (Presbytis cristata), Kelasi (Presbytis rubycunda), Kera ekor panjang (Pacicularis macacca), dan bahkan Orangutan, (Pongo pygmaeus wrumbii) . Pada musim-musim tertentu Anhinga melanogaster (burung Pecuk Ular Asia ) akan meramaikan danau rawa Perendaman, juga Ardea purpurea (burung Cangak Merah) dan Leptoptilos javanicus, juga beberapa jenis elang termasuk elang migran. Jika kita masuk ke hutan gambut, kita akan melihat Harpactes kasumba (burung Luntur), Harpactes duvaucelii (burung Luntur gelang Putri) dan lain-lain.

Menurut bapak Abdulrahman Al Qadri, selaku ketua Kawan Burung Ketapang (KBK), keanekaragaman dalam habitat hutan rawa gambut Pematang Gadung merupakan miniature dari Kabupaten Ketapang secara keseluruhan. 95% jenis burung yang terdapat di Kabupaten Ketapang ada di sini, dan semua jenis mamalia yang ada di Kabupaten ketapang juga ada di sini, sangatlah wajar jika kita menyebut Pematang Gadung “ Heart of Ketapang” untuk kawasan Rawa Gambut Pematang Gadung. Pak Doi sapaan akrab Abdulrahman Al Qadri, mengatakan; setiap minggu, kami bersama teman-teman fotografi dari P- Pophy penyayang burung rutin untuk melakukan pengamatan dan patroli di sekitar kawasan hutan Pematang Gadung. (Pit- YP).

Foto-foto : Abdulrahman Al Qadri & Jevan.
Untuk informasi tentang Pematang Gadung dapat dilihat di : http://biodiversityofpematanggadung.blogspot.com

Tuesday, March 13, 2012

Field trip SD Begasing di Pusat Pendidikan Lingkungan Bentangor





“ Field trip SD Pengenalan Alam Secara Langsung dan Bermain Boneka”

Keceriaan tampak di wajah 13 murid SDN 18 Begasing, keceriaan ini terlihat ketika mereka melakukan field trip (perjalanan belajar di alam -red). Kegiatan ini diadakan di Pusat Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung Bentangor Pampang Center, KKU, Kalbar, selasa, (13/03/2012).

Field trip yang dimulai pada pukul 08.00 wib, mendapat sambutan baik dari siswa-siswi SD. Mereka terlihat sangat semangat dan serius untuk mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari pembimbing yang mendampingi mereka. Pada field trip kali ini, siswa-siwa diajak untuk mengenal lingkungan secara langsung. Mereka juga diajak berkeliling di jalur-jalur field trip hutan, oleh pendamping. Mereka didampingi oleh 2 guru mereka dari sekolah, dari Yayasan Palung 4 orang dan siswa-siswi SMKN 1 Simpang Hilir, KKU yang magang di Bentangor. Pendamping memberikan penjelasan di setiap display atau papan berisi informasi-informasi tentang satwa-satwa yang dilindungi dan potensi hutan berupa hasil hutan bukan kayu/HHBK.

Selain itu juga, siswa-siswi diajak untuk bermain boneka, sambil bermain mereka juga bernyanyi. Permainan boneka tersebut berupa boneka orangutan, mereka bergiliran untuk bermain dengan menyanyikan lagu Si Pongo (orangutan-red). Lagu Si Pongo merupakan lagu yang menceritakan tentang kehidupan orangutan. Sepenggal lagunya seperti ini; Si Pongo, Si Pongo tinggal dihutan..., Si Pongo, Si Pongo makan buah-buahan..., Jagalah hutan dan pepohonannya sebelum Si Pongo lapar dan punah.

Selanjutnya Siswa-siswi diajak untuk melihat kompor kehong, kompor ini merupakan kompor yang terbuat dari kaleng bekas dan memanfaatkan serbuk kayu bekas sebagai bahan bakarnya. Kompor ini ramah lingkungan dan hemat dibandingkan dengan minyak, ujar F. Wendi Tamariska selaku koordinator Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung Bentangor Pampang Center.

Field trip bagi Siswa-siswi SD ini diperuntukkan bagi kelas 4, 5 dan 6. Kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan mendapat sambutan baik dari pihak sekolah dan murid SDN 18 Begasing, mereka berharap semoga kegiatan ini berlanjut. Pukul 11.30 wib, kegiatan ini berakhir. (Pit-YP).

Tuesday, March 6, 2012