I made this widget at MyFlashFetish.com.

Monday, April 30, 2012

Ketapang Menjadi Tuan Rumah Rangkaian Kegiatan USAID IFACS

USAID IFACS atau The USAID Indonesia Forest and Climate Support merupakan program kerjasama pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia untuk menyikapi dampak perubahan iklim dan kehutanan, mengadakan rangkaian kegiatan, khususnya di Kalimantan Barat. Ketapang ditunjuk menjadi tuan rumah kegiatan dari tanggal 29 April- 01 mei 2012. Selain itu, USAID IFACS turut membantu memberikan pendanaan bagi tercapainya masa depan Indonesia yang lebih kuat, dalam bidang: anak-anak dan kepemudaan, pekerjaan dan pendapatan bagi keluarga-keluarga miskin, pelestarian sumber daya alam dan pemeliharaan reformasi tata kelola pemerintahan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut, USAID IFACS mengadakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan Pada 29 April sampai 01 Mei 2012, adapun kegiatan seperti; Kunjungan kehutan Desa Laman Satong, tanggal (29/4) minggu, kemarin. Penandatanganan kerjasama teknis dengan propinsi dan 5 kabupaten di Kalimantan Barat di Hotel Aston Ketapang, tanggal 30 April 2012. Diskusi Panel tentang pembangunan KPH di bentang wilayah Ketapang, pada tanggal 01 Mei 2012, sekaligus penutupan rangkaian kegiatan. Selain itu juga, USAID IFACS menyiapkan tempat pameran di hotel Aston yang diikuti oleh lembaga-lembaga lain dan komunitas-komunitas seperti Yayasan Palung, Kawan Burung Ketapang, Credit Union Pancur Solidaritas, Flora Fauna International, IAR dan Komunitas Pedahasan Tikar selembar dan komunitas photografi P-Phopy, B’SYOK dan peserta lainnya. Kegiatan pameran diadakan selama satu hari. Pameran tersebut menampilkan berbagai kreasi seperti Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), koleksi poto-poto satwa-satwa seperti foto Orangutan, burung-burung endemik dan tumbuh-tumbuhan. Kabupaten Ketapang di tunjuk menjadi tuan rumah untuk kegiatan ini. kegiatan USAID IFACS ini juga akan dihadiri oleh gubernur Kalimantan Barat, Missions Directur USAID IFACS/ COP USAID IFACS ( Ketua Program- red). Adapun peserta undangan terdiri dari pemerintah daerah, perusahaan-perusahaan, masyarakat, Yayasan Palung dan NGO atau (LSM-LSM) yang ada di Kalbar ikut serta dalam rangkaian kegiatan ini. (Pit- YP). Foto : Loga USAID IFACS/internet.

Selamatkan Hutan Sisa Perkebunan - Tribun Pontianak

Selamatkan Hutan Sisa Perkebunan - Tribun Pontianak

Friday, April 27, 2012

Seleksi Tahap II/Akhir, Penerima Beasiswa Orangutan Caring Scholarship 2012

Seleksi Tahap II (Akhir) Penerima Beasiswa Orangutan Caring Scholarship 2012 Hari/ Tanggal : Senin 30 April 2012 Waktu : Pukul 09.00 Wib sampai selesai Tempat : Di Kantor Yayasan Palung, Ketapang. Tim Juri : 1.Ir. Burhanudin, MP ( Universitas Tanjungpura) 2.Wahyo (Dinas Pendidikan Ketapang) 3.Slamet (Dinas Pendidikan Kayong Utara) 4.Mariamah Achmad (Yayasan Palung) Calon Penerima Beasiswa Peduli Orangutan 2012, yang lolos seleksi tahap I dan akan mengikuti tahap II adalah 10 orang yang berasal dari SMAN 1 Sandai, SMAN 1 Ketapang, SMAN 2 Ketapang, MAN Ketapang,SMKN 1 Sukadana,SMKN 1 Simpang Hilir, SMA PGRI Ketapang, SMAN 1 Sukadana, SMAN 1 Matan Hilir Utara.

Wednesday, April 25, 2012

Hari bumi 22 April 2012, Sampaikan Pesan Untuk Bumi

Minggu 22/12 kemarin, merupakan puncak peringatan hari bumi yang selalu diperingati setiap tahunnya secara international. Dalam rangka menyambut hari bumi 22 April 2012, Yayasan Palung dan Relawan TAJAM/ Taruna Penjaga Alam (Relawan Yayasan Palung di Ketapang) ikut berpartisipasi untuk meramaikan kegiatan, tanggal sabtu 21 April 2012, dalam acara yang di gelar oleh Dinas Disbudparpora bertajuk menyelamatkan tradisi dan budaya lokal, melalui kegiatan lomba olahraga menyumpit. kegiatan bertempat di halaman kantor bupati Ketapang.
Kegiatan menyambut hari bumi ini dilaksanakan oleh Yayasan Palung dengan berbagai kegiatan seperti memasang sebuah spanduk dari selembar kain putih yang di bentangkan untuk pesan-pesan moral kepada bumi bagi pengunjung yang hadir . Adapun Tema Yayasan Palung untuk Pesan Hari Bumi 22 April 2012 adalah "Apa yang dilakukan untuk Bumi ?". Rangkaian kegiatan tersebut, tampak antusias dari pengunjung untuk memberikan pesan untuk bumi. Pengunjung memberikan berbagai pesan-pesan bagi penyelamatan lingkungan. Adapun pesan-pesan dalam rangka hari bumi antara lain seperti selamatkan bumi untuk senerasi selanjutnya, selamatkan hutan dan orangutan, mari menanam pohon untuk kehidupan dan masa depan. Pesan ini di sampaikan oleh pengunjung mulai dari Pelajar, masyarakat umum dan sejumlah birokrat yang ada di Ketapang seperti kepala dinas Disbudparpora, kepala dinas kesehatan, kepala dinas kehutanan, kepala dinas Disperindagkop dan UKM, kepala dinas perkebunan dan dinas perikanan dan kelautan.
Tidak hanya kepala Dinas saja, bupati dan wakil bupati juga ikut memberikan pesan untuk bumi, seperti misalnya bupati Ketapang Hendrikus memberikan pesan untuk bumi dengan pesan ; “Selamatkan hutan dan lingkungan hidup untuk kelangsungan hidup dan ketahanan nasional”. Sedangkan pesan dari wakil bupati, Boyman Harun menyampaikan pesan; Lestarikan alam, karena alam warisan yang abadi. Dalam pesan untuk bumi, kepala dinas Disbudparpora, Yudo Sudarto menuliskan pesan ; “Sumpit olahraga ramah lingkungan warisan budaya kita”.
Peserta yang menulisan pesan untuk hari bumi mendapat kupon dan selanjutnya dikumpulkan dan akan memperoleh Doorprize menarik yang disiapkan oleh Yayasan Palung. peserta yang memperoleh doorprize tersebut antara lain ; Yopri dari masyarakat umum, Ahmad kelas 6, Aji kelas 4, Indah B.P. kelas 6 dari SD 02 Ketapang dan Sisilia dari SMP St. Augustinus Ketapang. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan berakhir pada pukul 12.00 wib, jelas Monalisa Pasaribu sebagai Panitia kegiatan Hari Bumi di Katapang.
Selain itu juga, ada rangkaian kegiatan lainnya seperti Talkshow di radio yang mengangkat topik Selamatkan bumi, pentingnya pendidikan lingkungan bagi sekolah yang berbasis Adiwiayata dan peran serta guru dalam menumbuhkan kesadaran siswa untuk peduli dengan bumi dan lingkungan. Hadir sebagai narasumber adalah bapak Ir. Agustinus Bunadi, guru dari SMA PL. St. Yohanes dan Devi siswa dari Sispala Garsisma ,SMA MAN Ketapang. Dalam talkshow tersebut di selenggarakan di radio Gema Solidaritas, 107,7 FM yang di Pandu oleh Petrus Kanisius.
Kegiatan lainnya dalam rangka hari bumi dilaksanakan di Kabupaten Kayong Utara, adapun kegiatan dilaksanakan oleh Relawan Bentangor untuk konservasi / RebonK (Relawan Yayasan Palung di Sukadana) mengadakan kegiatan Fieldtrip (kunjungan lapangan), panjat tebing bersama dengan FPTI Ketapang, pengamatan flora dan fauna secara langsung dan bakti sosial dengan bersih-bersih pantai di pantai pasir Mayang, Sukadana. (Pit - YP).

Friday, April 20, 2012

Refleksi Hari Bumi 22 April 2012 - Tribun Pontianak

Refleksi Hari Bumi 22 April 2012 - Tribun Pontianak

Refleksi Hari Bumi 22 April 2012


Secara Internasional, hari bumi diperingati setiap tanggal 22 April. Hari Bumi dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi. Dicanangkan oleh Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar lingkungan hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan, menurut sejarahnya pada tahun itu.

Sedangkan PBB sendiri merayakan hari Bumi pada 20 Maret sebuah tradisi yang dicanangkan aktivis perdamaian John McConnell pada tahun 1969, adalah hari dimana matahari tepat di atas khatulistiwa yang sering disebut Ekuinoks Maret. Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro. Saat ini, Hari Bumi sangat terbantu dari berbagai pihak dengan semakin majunya teknologi sehingga memudahkan para aktivis di seluruh dunia untuk mengkampanyekan Hari Bumi ini dengan berbagai cara di media.

Hari Bumi tahun 2000-an hingga saat ini, secara keras dan jelas menyerukan pesan bahwa penduduk dunia menginginkan tindakan yang cepat dan tegas untuk penggunaan energi yang bersih, ramah lingkungan sekitar, lingkungan alam, perlindungan dan penyelamatan terhadap satwa dilindungi.

Sejarah Bumi

Bumi adalah tempat segenap makhluk hidup termasuk Manusia telah terbentuk kira-kira 4.600.000.000.000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tatasurya dengan Matahari sebagai pusatnya.

Sejarah kehidupan di Bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada 1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme ber sel banyak. Perkembangan perubahan tumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku). Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan berakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga).

Sedangkan perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia, reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian muncul Manusia. Kalau dalam ilmu sejarah kita mengenal jaman-jaman dengan nama-nama khusus khususnya. Misalnya pada Jaman Batu, Jaman Pajajaran, Majapahit atau disebuat Jaman Kerajaan. Terus ada yang membagi lagi dengan Kala, Masa dan sebagainya. Dalam ilmu Geologi juga mirip. Ada yang disebut “jaman”, “kala”, “periode” dan sebagainya.

Sejarah Pembentukan Muka Bumi

Bumi merupakan planet terbesar ke-5 di antara 8 planet lainnya dalam tata surya kita. Diameter Bumi adalah 12.756 km (di khatulistiwa). Jaraknya ke Matahari sekitar 150.000.000 km (di kenal dengan satuan Astronomi (SA)). Diselimuti oleh atmosfer yang mengandung banyak oksigen. Di Bumi tersedia air yang cukup dan suhu permukaan rata-ratanya 22 C. Oleh karena itu Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat didiami oleh makhluk hidup. Kala revolusinya 365 1/4 hari (1 tahun). Untuk sekali berputar pada porosnya (rotasi) selama 24 jam (1 hari). Memiliki sebuah satelit alami, yaitu bulan yang berjarak 385.000 km dari Bumi.

Aksi Nyata

Aksi nyata dari semua pihak sudah selayaknya dilaksankan, kepedulian bersama terhadap bumi ini menjadi gambaran dan penghargaan untuk saling menghargai antar sesama makluk hidup. Bumi sudah semakin renta.

Hari Bumi di peringati setiap 22 April oleh teman-teman aktivis lingkungan di Dunia dan lebih khusus wilayah Indonesia dengan berbagai kegiatan, tentunya mengingatkan akan kepedulian tentang keadaan bumi saat ini. Kegundahan akan keadaan alam dan lingkungan saat ini sedikit banyak memberikan arti dan mengingatkan bagi kita semua untuk peduli dan memperhatikan bumi tempat kita berpijak saat ini.

Keprihtinan kita bersama terhadap bumi yang sudah semakin renta dan semakin tidak terkendalinya laju deforestasi di tambah dengan semakin terancamnya tumbuh-tumbuhan endemik dan habitat dan populasi satwa dilindungi seperti Orangutan (Ponggo pygmaeus), Burung Enggang Gading (Buceros vigil), Bekantan (Nasalis larvatus), Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dan jenis-jenis satwa dilindungi lainnya akibat perilaku manusia sehingga semakin mengancam keberadaan isi bumi ini. Belum lagi di tambah dengan sering terjadinya bencana dan korban jiwa serta semakin panasnya bumi. Semua menjadi tanggungjawab kita bersama untuk sedikit peduli dan bijak dengan bumi.

Berbagai kampanye dan tindakan nyata dari semua pihak terhadap bumi ini sudah selayaknya dilakukan. Ini aksiku, mana aksimu…..! , menjadi selogan para Relawan Bentangor untuk konservasi/RebonK (Relawan Yayasan Palung yang berada di Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar) menggelar aksi Fieldtrip lingkungan (kunjungan lapangan-red) dengan belajar lingkungan secara langsung, pengamatan satwa dan tumbuh-tumbuhan, aksi bersih-bersih di sekitar pantai dan panjat tebing di lokasi Penage, Pantai Pasir Mayang, Pampang Harapan di Sukadana. Kegiatan ini mengajak sispala dari tiga sekolah yang terdiri dari SMK 1 Sukadana melalui sispalanya Land, SMA 1 Sukadana, melalui Peramas Sakti dan SMA 2 Sukadana. Peserta yang ikut dalam rangka hari bumi ini diikuti oleh 52 orang peserta.

Adapun aksi ini bertujuan untuk mengajak generasi muda khususnya kalangan anak sekolah dan generasi muda untuk bersama-sama mengajak siswa-siswi untuk menumbuhkan rasa peduli dengan lingkungan dan mengenal lingkungan secara sejak di bangku sekolah.

Sumber: Tulisan ini di tulis dan disarikan dari berbagai sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Bumi dan http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://greenliving.about.com/od/greenprograms/a/earth_day_history.htm

Petrus Kanisius Pit- Yayasan Palung
Desain Foto by : Relawan RebonK

Thursday, April 19, 2012

Selamat Hari Bumi 2012



Yayasan Palung, Relawan Bentangor Untuk Konservasi (RebonK), Relawan Konservasi Taruna Penjaga Alam (RK-TAJAM) dan Sispala se Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara :

Mengucapkan Selamat Hari Bumi 22 April 2012

Semoga kita dapat bijak dan mampu menumbuhkembangkan sikap peduli dengan lingkungan sekitar, lingkungan Alam dan satwa yang dilindungi.

“ Ini Aksi-KU, Mana Aksi Mu…..!!!”.

Salam Lestari...!!!!.

Desain foto by: RebonK.

Wednesday, April 18, 2012

Masyarakat Desa Riam Berasap Jaya Keluhkan Sungai Keruh Akibat Pembukaan Lahan




Berdasarkan informasi dan Keterangan dari warga masyarakat desa Riam Berasap Jaya, Kabupaten Kayong Utara, (06/04/12) Jumat pekan lalu. Masyarakat mengeluhkan keadaan air sungai yang keruh akibat pembukaan lahan perkebunan.

Keadaan air sungai keruh tersebut terlihat saat BPD dan masyarakat Riam Berasap Jaya melihat lokasi. Karena sebelumnya masyarakat sudah banyak yang mengeluhkan, selanjutnya kami melihat kondisi lapangan dan setelah kami cek ternyata benar adanya, tutur Yani selaku BPD Riam Berasap Jaya. Seperti keterangan warga, air sungainya keruh mirip seperti susu coklat, masyarakat sedikit takut jika sungai tersebut tercemar oleh limbah dari perkebunan saat musin hujan tiba.

Menurut keterangan Bastarin Kask selaku Kepala Desa Riam Berasap Jaya mengatakan, keluhan masyarakat terhadap air yang keruh tersebut sangat beralasan, sungai di sepanjang sungai Siduk yang merupakan sumber utama bagi masyarakat siduk dan Riam Berasap Jaya untuk keperluaan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan air minum. Mereka sangat khawatir dengan kondisi ini, apalagi saat musim penghujan tiba. Saat misim hujan tiba, air pasti menggenangi sungai.

Seperti diketahui, letak sungai Siduk yang keruh tersebut bersebelahan dengan PT. Kayong Agro Lestari (PT. KAL). Kekhawatiran masyarakat sudah barang tentu menjadi persoalan, limbah berupa pupuk kimia bisa saja turun bersamaan pada saat hujan turun dan air mengalir ke sungai. Pencemaran aliran sungai tentunya sangat berdampak tidak baik bagi kesehatan masyarakat, apalagi masyarakat yang bersentuhanan langsung dengan air sungai tersebut.PT KAL beroperasi berdasarkan ijin dari Kabupaten Ketapang, namun dampaknya yang menerima secara langsung adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Kayong Utara.

Masyarakat desa Riam berasap Jaya, melalui Kepala Desa mengharapkan PT. KAL dan dinas Lingkungan Hidup untuk dapat duduk bersama dengan masyarakat guna membahas hal ini, demikian pernyataan kepala desa Riam Berasap Jaya saat berkunjung ke kantor Yayasan Palung, (18/4).

Kebersihan di sekitaran aliran sungai sudah seharusnya dilakukan, sungai sangat bermanfaat dalam kehidupan, khususnya untuk kebutuhan sehari-hari. sudah selayaknya menjaga kelestarian sungai yang ada di sekitar kita. Karena apabila tidak dijaga, akan berdampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Foto doc. Desa Riam Berasap Jaya.(Pit-YP)

Friday, April 13, 2012

Akibat Jerat Pemburu, Orangutan Menderita Selama 10 hari






Satu individu orangutan yang terperangkap (terjebak) dalam jebakan atau dalam bahasa setempat biasa disebut jerat berhasil diselamatkan (rescue-red), oleh tim rescue orangutan di dusun Pelansi, Desa Kuala Satong, Kabupaten Ketapang Kalbar, (06/04/2012), Jumat pekan lalu.

Orangutan tersebut diketahui terperangkap atau terjebak berdasarkan informasi dari warga setempat yang melapor via telepon kepada IAR Ketapang. Berdasarkan informasi warga, orangutan tersebut diperkirakan sudah terjebak selama lebih dari 7-10 hari. Anggota masyarakat tersebut mengaku takut untuk melaporkan kejadian tersebut. Orangutan yang diselamatkan ini diperkirakan sudah berumur 13 – 15 tahun dan berjenis kelamin jantan.

Orangutan itu masih dalam keadaan hidup, namun kondisinya sangat kritis. Lengan sebelah kanannya terlihat sudah membusuk dan nyaris putus karena terlalu lama terjerat. Drh. Adi, seorang dokter hewan dari IAR yang memeriksa mengatakan, ”saat kami datang, kami berikan pertolongan berupa infuse dan antibiotik guna menghentikan penyebaran infeksinya”. Infeksi dari luka di lengan kanannya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya akibat septicemia, dengan ditandai adanya demam yang cukup tinggi. Oleh karena itu untuk mengurangi infeksi tersebut kita berikan antibiotic. Kita berharap dengan masuknya antibiotic tersebut dapat membuat kondisi dia lebih stabil, sebab kita masih harus melakukan operasi amputasi pada bagian lengan yang telah membusuk. Namun itu kami lakukan setelah kondisi orangutan tersebut keadaannya stabil, dan masih dalam pengawasan medis selama 24 jam. Orangutan ini juga saat di rescue, mengalami demam, suhu tubuhnya mencapai 40 ÂșC, lanjut drh. Karmele.

Adapun lokasi terjebaknya orangutan ini berada tidak jauh dari pemukiman penduduk dan bersebelahan dengan perkebunan kelapa sawit PT. Kayong Agro Lestari di Kabupaten Ketapang. Lebih lanjut, menurut informasi warga, akhir-akhir ini banyak orangutan yang sering terlihat berada tidak jauh dari pemukiman sejak dibukanya perkebunan sawit tersebut.

Berdasarkan data tiga lembaga (YIARI, Yayasan Palung dan FFI). Selain itu, hasil rekapitulasi data yang dikeluarkan YIARI (IAR) menyebutkan, untuk Kabupaten Ketapang dan KKU saja, pada tahun 2009 terdapat 12 individu orangutan yang berhasil diselamatkan, 2010 tercatat 20 individu, 2011 tercatat 22 individu, dan tahun 2012 sebanyak empat individu orangutan. Data tersebut menggambarkan bahwa begitu banyak orangutan yang keluar dari habitatnya.

Pada hari Kamis (12 /4/2012), tiga lembaga dari YIARI, Yayasan Palung dan Fauna Flora International - Indonesia Program (FFI), mengadakan pertemuan di Kantor YIARI untuk menyikapi hal tersebut. Dari pertemuan tersebut, muncul beberapa poin terkait ancaman terhadap orangutan saat ini: Pertama: Perusahaan-perusahaan harus memiliki dan melaksanakan manajemen mitigasi konflik apalagi jika di arealnya terdapat habitat dan populasi orangutan. Kedua: perusahaan seharusnya melakukan survey-survey habitat dan populasi orangutan pada saat eksplorasi dan mencantumkannya di dalam dokumen AMDAL perusahaan. Ketiga: Hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah mencegah munculnya potensi konflik antara manusia vs orangutan. Untuk itu, beberapa lembaga konservasi dan perguruan tinggi berkumpul dalam forum komunikasi efektif berinisiatif menyusun pedoman dalam menyelesaikan dan mitigasi konflik antara manusia dengan orangutan, melalui praktik-praktik teknis manajemen yang lebih baik (Better Management Practices/BMP), termasuk menjaga dan mempertahankan kawasan-kawasan yang bernilai konservasi tinggi (HCVF). Keempat: Perlu dipahami bahwa kandang transit orangutan bukanlah tempat untuk menampung orangutan yang berasal dari perusahaan.

Menurut Tito P. Indrawan (Yayasan Palung), konflik antara manusia vs orangutan sudah terjadi, sejak tahun 2006 hingga kini sudah ada 5 individu orangutan yang diselamatkan dari sekitar kawasan PT.KAL. 2 individu dari kawasan PT. Limpah Sejahtera, 2 individu dari PT. Harita (pertambangan), 1 individu dari PT. Andes Sawit Lestari, 1 individu dari PT. Gunajaya Ketapang Sentosa. Data tersebut menggambarkan usaha-usaha penyelamatan satwa dilindungi sebagai langkah-langkah penanganan pelanggaran dan penegakan hukum berdasarkan UU no. 5 tahun 1990 tentang perlindungan satwa dan tumbuh-tumbuhan yang dilindungi. Harus sudah mulai ada langkah-langkah penegakan hukum yang nyata diberikan kepada pemilik konsesi yang melanggar undang-undang konservasi.

Sedangkan menurut Heppy Hendrawan dari Fauna Flora International-Indonesia Program (FFI-IP), sistem manajemen kelola dari perusahaan yang tidak memperhatikan ekosistem yang ada, data faktual itu karena adaanya industri yang menggerus keberadaan habitat dan populasi orangutan. (Pit- YP).
foto-foto doc. Lembaga YIARI.

Tuesday, April 10, 2012

Siswa SMA Identifikasi Burung Hantu - Tribun Pontianak

Siswa SMA Identifikasi Burung Hantu - Tribun Pontianak

Yayasan Palung Ajak Relawan dan Sispala Melakukan Taksonomi Tumbuhan dan Pengamatan Burung







Minggu, (8/4/2012), Yayasan palung bersama Relawan Konservasi TAJAM dan Sispala Gersisman, SMA MAN 1 melakukan kegiatan pengamatan burung dan taksonomi tumbuhan di hutan kota kabupaten Ketapang.

Kegiatan ini berlangsung dari jam 05.30 Wib, untuk pengamatan burung dipandu oleh pengamat burung bapak Abdurahman Al qadrie. Sebagian besar burung-burung beraktivitas di pagi hari,oleh karena itu kita melakukan pengamatan di pagi hari tegas bapak Abdulrahman Al qadrie. Peserta dapat dipastikan tidak semua dapat melihat burung-burung tersebut secara langsung, namun peserta dapat mengidentifikasi burung-burung tersebut lewat suara, dan dibantu oleh pak Doy panggilan akrab Abdurahman Al qadrie.

Saat pengamatan berlangsung, peserta berjumpa dengan dua ekor burung hantu (Otus lempiji), yang sedang beristirahat di sekitar tempat pengamatan, satu persatu peserta mengamati burung hantu tersebut dan menuliskan hasil dari pengamatan. Selanjutnya peserta melakukan identifikasi burung menggunakan buku panduan pengamatan burung dan didukung oleh binokuler atau teropong, dengan bantuan tersebut peserta dapat melihat dan mengidentifikasi burung tersebut. Dalam pengamatan tersebut, peserta berhasil mengidentikasikan 17 jenis burung.

Untuk materi taksonomi tumbuhan, kegiatan ini dipandu oleh Edward Tang dan Tri Bedu staff dari yayasan palung. Taksonomi tumbuhan merupakan ilmu untuk melihat jenis dan bentuk batang daun. Materi ini dikhususkan hanya pada morfologi tumbuhan itu sendiri, lebih mengenal bentuk dan macam-macam jenis daun dengan menambahkan nama-nama latin pada setiap daun, belajar mengidentifikasi jenis daun dan nama latin setiap daun, peserta di bagi tiga kelompok untuk mencari contoh daun yang berbeda-beda, dan mempresentasikannya dengan menggunakan nama latin setiap daun yang akan di identifikasi dari mulai bentuk daun, batang daun, tulang daun, posisi daun, dan jenis daun ujar Bedu.

Adapun hasil yang diinginkan dari kegiatan ini adalah, sebagai metode perkenalan untuk lingkungan kepada siswa/I tentang potensi yang ada di hutan, dan lebih kepada pendidikan sejak usia sekolah tentang materi lingkungan dan isi hutan secara menyeluruh kata Edward Tang, selaku pemateri kegiatan.

Kegiatan berjalan sesuai dengan harapan. Namun sangat di sayangkan, di hutan kota untuk tingkat keamanan terhadap pengunjung masih sangat kurang aman, karena pada saat kegiatan kemarin ada beberapa helm siswa/I yang hilang. Selain itu, untuk kebersihan di sana masih cukup banyak sampah plastik yang berserakan di sekitar gertak atau jembatan tempat pengamatan. Peserta dalam kegiatan pengamatan tersebut dihadiri 29 orang pesrta dan diikuti oleh tim photografi, Pi-Pophy dan Kawan Burung Ketapang (KBK), pukul 12.30 wib kegiatan berakhir. (Pit-YP).