Kamis, 11 Juni 2009 17:48 WIB
Simpang Hilir, Kalbar (ANTARA News) - Pembukaan lahan di seputar kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) di Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, memaksa orangutan (Pongo pygmaeus) terdesak ke hutan yang tersisa di tepian sungai.
Yusuf (20), seorang pekerja di permukiman Blok Q PT Jalin Vaneo di Kecamatan Simpang Hilir, Kamis, mengaku kerap melihat orangutan di pinggir Sungai Semadang.
"Orangutan itu tengah memakan umbut tanaman nipah yang banyak terdapat di tepian sungai," kata Yusuf.
Yusuf sudah satu bulan bekerja di permukiman yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir tersebut.
Ia melihat dua ekor orangutan dewasa dalam hari yang berbeda. Namun waktunya sama, sekitar pukul 11:00 WIB.
Joni (17), pekerja pembersihan lahan PT Jalin Vaneo di Blok L hampir setiap hari juga melihat orangutan di tepian Sungai Semadang.
Blok L sekitar 30 menit ke arah hulu dari kawasan Blok P PT Jalin Vaneo bila ditempuh dengan speed boat bertenaga 40 tenaga kuda.
"Orangutan itu juga makan umbut tanaman nipah," kata Joni. Terkadang ada dua ekor orangutan di tepian sungai. Joni sudah bekerja di Blok L sejak Januari tahun 2008.
Menurut dia, sewaktu hutan di kawasan itu masih baik, agak sulit menemukan orangutan. Namun setelah pembersihan lahan dilakukan, orangutan mulai sering terlihat. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Jalin Vaneo menyisakan areal hutan dengan lebar dari tepi sungai sekitar 100 meter.
"Di hutan tepi sungai itu kerap terlihat orangutan," kata Joni.
Manajer Perlindungan Hewan Yayasan Palung Tito P Indrawan mengatakan, satu ekor orangutan jantan membutuhkan luas kawasan hutan dua kilometer persegi.
"Kalau saat ini mereka kerap terlihat di tepian sungai, terpaksa karena hanya itu hutan yang tersisa di kawasan itu," kata Tito P Indrawan.
Orangutan, lanjut dia, bersifat individual sehingga kalau habitatnya tergusur akan sulit untuk beradaptasi di daerah lain.
Humas PT Jalin Vaneo dan PT Cipta Usaha Sejahtera, Omay Kamaruzzaman mengatakan, mereka menyediakan sebagian lahan perkebunan untuk hutan konservasi.
PT Jalin Vaneo dan PT Cipta Usaha Sejahtera mendapat konsesi lahan masing-masing 20 ribu hektare di Kecamatan Simpang Hilir.
Perusahaan juga siap untuk membantu evakuasi orangutan yang terjebak di areal perkebunan dan permukiman penduduk setempat.
(*)
Saatnya menjaga rumah orangutan, hutanku, hutanmu, hutan kita hutannya orangutan
ReplyDelete:-)