A blog to cover orangutan conservation efforts in Kalimantan Barat (West Borneo), Indonesia.
Tuesday, July 26, 2011
Sispala Tanah Kayong Berkumpul
Pertemuan Sispala Tanah Kayong diadakan di Pampang Harapan, Kecamatan Sukadana, Kab. Kayong Utara, kegiatan ini dilaksanakan pada 23-24 Juli 2011. Sebagai Panitia Pelaksana dan Penanggung Jawab kegiatan ini dari Yayasan Palung, F.Wendy Tamariska. Adapun para Peserta kegiatan ini terdiri dari ; Sispala CARE SMAN 2 Ketapang, Sispala REPATONES SMA St Yohanes Ketapang, Sispala PASTA SMP St Augustinus Ketapang, Sispala GENTA SMKN 1 Ketapang, Sispala PERAMAS SAKTI SMAN 1 KKU, Sispala LAND (Line Adventure and Discovery) SMKN 1 KKU, Sispala LA (Land Of Adventure) SMAN 2 KKU. Jumlah Peserta Anggota Sispala 22 Orang. Sedangkan Guru Pendamping 3 Orang.
Materi kegiatan ini antara lain adalah: Shering Kegiatan Yang Pernah di lakukan setiap sispala, Pemahaman Materi dasar Sispala dan Field Trip. Sedangkan hasil dari pertemuan ini: Terbentuk nya jaringan Sispala di tanah Kayong ( Ketapang dan Kayong Utara), Kegiatan tahunan Sispala Tanah Kayong. Alur Kegiatan Sispala dari Ketapang berkumpul di kantor Yayasan Palung pukul 08.00 wib. Selanjutnya berangkat menuju Sukadana pada pukul 08.30 wib. Sispala dari KKU langsung berkumpul di tempat kegiatan. Setelah semua sisipala berkumpul di Bentangor di lanjutkan acara pembukaan oleh panitia. Setlah acara pembukaan dilanjutkan dengan perkenalan dari panitia dan peserta serta kegiatan yang telah di lakukan selama ini.
Kegiatan selanjutnya Field Trip Di jalur SD Bentangor,kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan2 dari peserta mengenai jalur Field Trip SD yang telah di buat oleh Yayasan Palung. Pada Malam harinya di lanjutkan dengan kegiatan Pengenalan Yayasan Palung yang di sampaikan oleh Tito P. Indrawan. Diskusi dan latar belakang tentang diadakanya pertemuan Sispala Tanah Kayong oleh Agus Lebam. Pada Pukul 21.00 wib di lanjutkan dengan futsal bersama para peserta di Sukadana untuk lebih mengakrabkan para peserta.
Kegiatan hari kedua pada 24 Juli 2011, di awali dengan pengamatan Fauna di jalur field trip SD, setelah srapan di lanjutkan Uji coba jalur Field Trip Sispala. Selama perjalanan selain di lakukan pengamatan flora dan fauna juga di perkenalkan lokasi-lokasi pembuatan bivak (tempat pembuatan Camp) dan lokasi mountenering (Tebing Penage), karena merupakan jalur field trip sispala maka di sepanjang jalur dapat di gunakan sebagai lokasi praktek lapangan materi2 sispala yang telah di berikan. Kegiatan terakhir di lanjutkan dengan Rencana tindak lanjut kedepan yang telah merumuskan: Adanya jaringan Sispala Tanah Kayong, adanya kegiatan tahunan bersama Sispala, dan diharapan terbentuknya forum komunikasi guru pembina sispala di Tanah Kayong ujar Agus Lebam. (Pit- YP).
Friday, July 22, 2011
Sispala Care Mengadakan Ekspedisi
Tanggal 3-4 Juli 2011 pekan lalu, Sispala Care Mengadakan Ekspedisi dengan jarak tempuh 3,2 Kilometer dengan rute Pantai Pulau Datok menuju Tanjung Penage di Kabupaten Kayong Utara. Kegiatan ekspedisi ini dimulai pukul 09.00 – 13.00 wib, Kegiatan ini dimaksudkan agar para peserta mengerti medan tempuh dan dapat bersosialisasi dengan Masyarakat.
Ekspedisi ini merupakan kali pertama (Perdana) bagi Sispala Care, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian bagaimana para peserta untuk mengetahui medan yang mereka tempuh atau mereka lalui. Adapun medan yang mereka lalui adalah jalan setapak dan tanjakan berupa bebatuan. Menurut Danu Wahudi, salah satu peserta dari Sispala Care mengatakan sepanjang jalan yang mereka lalui, berbagai macam tumbuh-tumbuhan, perkebunan masyarakat seperti kebun durian. Selain itu mereka juga menjumpai satwa seperti burung Enggang, Kelasi dan Kelempiau. Rute yang mereka lalui merupakan hutan Primer dan hutan sekunder tepatnya di lereng bukit Peramas yang sedikit terjal dan berbatuan ungkap Danu Wahyudi. Kegiatan ekspedisi ini merupakan anggota Sispala Care angkatan ke III dan IV.
Ekspedisi kali ini lebih pada mensurvei setiap jalan yang tempuh, seperti misalnya menghitung menghitung jarak tempuh dengan cara menghitung menggunakan dengan langkah kaki. Dengan perhitungan 150 langkah jalan normal sama dengan 100 meter, hal ini di hitung dari langkah pertama sampai finisnya di Tanjung Penage tepatnya di Tebing. Selanjutnya mereka juga melakukan Panjat tebing alam dengan ketinggian ± 20 meter. Semua peserta yang melakukan pemanjatan berhasil menaiki puncak tebing.
Kegiatan ini juga dimaksudkan agar para peserta ekspedisi dapat mempraktekan secara langsung untuk menumpuh jarak dan melalui rintangan seperti tanjakan, perbukitan, jurang dan tebing, mereka juga melakukan pengamatan flora dan fauna secara langsung sebagai pendidikan lingkungan di alam bebas.
Ekspedisi ini diikuti oleh anggota Sispala angkatan III dan IV sebanyak 8 orang dan satu orang guru pembimbing, kegiatan ini juga didukung oleh Relawan TAJAM dan RebonK. Sedangkan Yayasan Palung adalah sebagai fasilitator kegiatan, yang hadir pada kegiatan ini Agus Lebam dan Ranti Naruri dari Program Pendidikan Lingkungan. Keseluruhan dari peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah 15 orang. (Pit-YP).
Monday, July 18, 2011
Apa Saja yang Terdapat di dalam kawasan Rawa Gambut ?
1.Estimasi ( perkiraan) jumlah bahan organic yg terpendam dalam rawa Indonesia sebesar 60,5 m³.
2.Pada hutan rawa gambut di Indonesia akan ditemukan banyak jenis pohon, sekitar 60 jenis mempunyai nilai ekonomis , lebih dari 100 jenis satwa yang terdiri dari mamalia ,Reptilia, dan 60 jenis burung dan 142 jenis ikan.
3.Kawasan rawa gambut di Indonesia diperkirakan seluas 39,4 juta Ha dan dari luas tersebut hanya 9,4 juta Ha untuk pertanian. Selanjutnya, hampir 70% atau 32,4 juta Ha adalah rawa pedalaman dan 18% merupakan daerah pasang surut dimana sepertiganya berasosiasi(bergabung/berhubung) dengan sulfat masam.
4.Gambut dengan ketebalan 3 m atau lebih termasuk kategori kawasan lindung sebagai kawasan yang tidak boleh diganggu. Kebijakan ini telah dituangkan oleh pemerintah melalui kepres no. 32 tahun 1990, yang merupakan kebijakan umum dalam reklamasi dan pemanfaatan lahan gambut di Indonesia.
5.Kalimantan sebagai kawasan gambut terbesar luasnya, memiliki potensi yang sangat penting sebagai sumber daya lahan untuk pertaniaan dan wilayah pengembangan ikan air tawar serta sebagai wilayah masa depan untuk pencegah banjir.
6.Luas kawasan mangrove di Indonesia 9, 362 juta Ha dan kerusakannya telah mencapai 5,656 juta Ha atau 70% dari jumlah mangrove.
7.Lahan gambut dengan ketebalan lebih dari 300 cm merupakan kawasan pereservasi(pengawetan, pemilihara, penjaga dan perlindungan).
8.Dari luas gambut Kalimantan 5,76 Ha, kandungan karbon dari gambutnya 22.274 juta ton (wahyanto dkk, 2005).
9.Assosiated Press melaporkan bahwa tingkat pelepasan CO2 di atmosfer sudah mencapai 381 ppm atau pada tahun 2005 lalu mengalami kenaikan 2,6 ppm. (wahyanto dkk, 2005).
(Pit- YP).
Sumber : Dari berbagai Sumber.
foto : doc. Yayasan Palung
PUISI HUTAN
Aku hutan, aku ingin angkat bicara
Aku hutan, sekarang dan akan datang
Aku hutan, tanggung jawab aku dan kalian secara bersama-sama, jaga dan lestarikan aku mulai dari sekarang
Hidup aku menggantung dan tergantung padamu, aku sudah sangat terusik oleh tangan-tangan tak terlihat
Kehidupan kami sangat tergantung padamu, tetapi sekarang tampaknya kita mulai kurang menghargai satu sama lain
Harapan aku, kita semua dapat saling menghargai, rawat dan jaga kami sampai akhir jaman.
Oleh : Petrus Kanisius Pit- YP (24/03/10)
Aku hutan, sekarang dan akan datang
Aku hutan, tanggung jawab aku dan kalian secara bersama-sama, jaga dan lestarikan aku mulai dari sekarang
Hidup aku menggantung dan tergantung padamu, aku sudah sangat terusik oleh tangan-tangan tak terlihat
Kehidupan kami sangat tergantung padamu, tetapi sekarang tampaknya kita mulai kurang menghargai satu sama lain
Harapan aku, kita semua dapat saling menghargai, rawat dan jaga kami sampai akhir jaman.
Oleh : Petrus Kanisius Pit- YP (24/03/10)
Monday, July 11, 2011
ORANGUTAN TERJEBAK DIAREAL LAND CLEARING PT. KAYONG AGRO LESTARI
Oleh : Edi Rahman
Pada hari Jumat tanggal 8 Juli 2011 salah satu anggota Polsek Kecamatan Matan Hilir Utara memberikan informasi keberadaan 3 individu Orangutan di areal konsesi PT. Kayong Agro Lestari (PT. KAL) yang lokasinya masuk beberapa desa di Kecamatan Matan Hilir Utara. Informasi keberadaan Orangutan ini langsung ditindaklanjuti oleh BKSDA melalui Seksi Konservasi Wilayah 1 Ketapang, Yayasan Palung serta International Animal Recue (IAR) untuk dilakukan evakuasi ke kawasan hutan yang lebih aman.
Dengan menempuh perjalanan sekaitar 1,5 jam tim evakuasi telah sampai di areal konsesi PT. KAL serta langsung menemui Bapak Herman (karyawan PT. KAL) untuk membantu menunjukkan keberadaan 3 individu Orangutan tersebut. Bapak Herman memberikan informasi keberadaan Orangutan namun sangat disayangkan Orangutan sudah tidak ada dilokasi pertama ditemukan karena telah turun dari pohon dan masuk ke kawasan hutan yang belum di land clearing.
Hasil pengamatan dilapangan memang terlihat ditengah areal yang sedang dilakukan land clearing terdapat satu pohon yang tidak ditebang dan masih dibiarkan berdiri tegak. Dipohon tersebut itulah dijumpai 3 individu Orangutan oleh karyawan PT. KAL sehingga pohon tersebut tidak ditebang agar tidak menganggu Orangutan. Selain itu, berdasarkan pengamatan terhadap pohon tersebut terdapat sarang Orangutan yang masih baru (kategori sarang kelas A). Ini memperkuat bahwa 3 individu Orangutan memang berada di pohon itu sebelum tim evakuasi datang ke lokasi. Informasi yang didapat 3 individu Orangutan sekitar jam 15.00 wiba turun dan masuk ke kawasan hutan yang belum di land clearing. Menurut informasi Bapak Herman bahwa Kawasan hutan yang tidak di land clearing memang direncanakan sebagai kawasan konservasi yang luasnya diperkirakan 460 Hektar.
memang sangat menyedihkan, karena tidak jauh dari lokasi keberadaan 3 individu Orangutan, terdapat 7 buah alat berat (excavator) yang sedang asik melakukan membabat hutan rawa tanpa menghiraukan kedatangan kami. Hutan yang sedang di land clearing sangat jelas terlihat beberapa bekas sarang Orangutan karena memang hutan rawa merupakan tempat yang nyaman bagi Orangutan untuk hidup. Bahkan punggung bukit diareal konsesi PT. KAL tidak lagi ditumbuhi pepohonan bahkan gerumbulan pucuk bukit sudah berwarna kuning kemerah-merahan, warna tanah akibat land clearing alat berat milik perusahan perkebunan sawit. Di salah satu punggung bukit telah bersiap bibit sawit untuk ditancapkan. Hamparan benih tanaman yang disebut sebagai “emas hijau” oleh pengusahanya ini tumbuh rimbun di lahan pembibitan.
Melihat kawasan hutan yang dijadikan areal konsesi perkebunan sawit PT. KAL yang saat ini masih ada melakukan aktivitas land clearing di hutan rawa mengakibatkan Orangutan terus terhimpit oleh akibat deru alat berat yang merusak habitatnya. Bahkan Orangutan yang hidup di hutan tidak sebebas dulu untuk hidup karena habitatnya semakin kecil bahkan untuk pulang kembali ke hutan tak akan pernah kesampaian karena gugusan perbukitan dan hutan rawa yang masih masuk dalam kecamatan Matan Hilir Utara sudah tak terlihat asri lagi akibat marak derap deforestasi. (Edi Rahman- YP).
photo : Bedu- YP
Subscribe to:
Posts (Atom)