Survey Menjelang Pelaksanaan PAPL, Jalan masuk Pantai Pasir Mayang, doc. Yayasan Palung |
Bulan
ini (25-30 Juni 2013), Pencinta Alam Pangudi Luhur Se-Indonesia memastikan diri
akan ikut dalam rangkaian acara yang di pusatkan di bumi Borneo, lebih tepatnya
di hutan tropis kawasan hutan Taman Nasional Gunung Palung.
Sebagai
Tuan Rumah PAPL St.Yohanes, Ketapang, Kalbar berkesempatan didaulat menjadi
tuan rumah tahun ini. Selama hampir 2 bulan penuh panitia disibukan dengan
persiapan-persiapan untuk acara ini.
Sebanyak
55 peserta dari sekolah-sekolah Pangudi Luhur se-Indonesia memastikan diri ikut
ambil bagian dalam acara tersebut. Dengan demikian sebanyak 130 peserta PAPL-
Se Indonesia siap menjelajah jalur-jalur hutan Borneo, lebih khusus jalur atau
rute lintasan yang akan dilalui memiliki tingkat yang berbeda. Sekolah-sekolah
Pangudi Luhur se Indonesia yang akan hadir diantaranya adalah; SMA PL. Jakarta,
SMA PL. Muntilan, SMA PL. Yogyakarta, SMA PL. Semarang, SMA PL. Solo, SMA PL.
Blitar dan SMA PL. Blora.
Adapun
jalur atau rute hutan yang dilalui antara lain seperti, hutan di Bentangor,
pasir Mayang, hutan Mak Bagok, hutan di tepi pantai Penage, Hutan Aik Benuang
dan titik pertemuan di hutan Pantai Pulau Datok.
Serangkaian
kegiatan telah dipersiapkan oleh panitia untuk mengisi rencana kegiatan
terakbar tersebut (PAPL- Se Indonesia-red). Bakti sosial, Balai Benih Ikan dan Diskusi
Wisata Kabupaten Kayong Utara menjadi inti kegiatan ini selain mereka juga
menjelajah hutan. Kegiatan lainnya seperti adanya demo pembuatan kerajinan
hasil hutan bukan kayu oleh pengrajin di KKU.
Batu Mak Bagok - Camping Ground, PAPL |
Untuk
kegiatan Bakti sosial (baksos), peserta PAPL melakukan serangkaian kegiatan seperti
pembersihan jalan dari sampah-sampah, pembersihan sarana umum (Makam dan
Masjid), kerja bakti bersih sekolah dan lapangan sepak bola dan bersama-sama
membuat pagar rumah masyarakat. Segala perlengkapan dan peralatan baksos
disiapkan oleh warga masyarakat.
Sedangkan
Balai Benih Ikan, para peserta diajak untuk melihat bagaimana cara
membudidayakan ikan (benih ikanuntuk di kembangbiakan-red). Adapun bibit-bibit
ikan seperti ikan lele, nila, emas,silok/arwana, dan ikan gurame. Kegiatan ini
di pandu oleh instruktur dari Balai Benih Ikan, Dinas Perikanan, KKU.
Sumber air dekat Batu Mak Bagok |
Salah
satu hal yang menarik dalam kegiatan ini adalah dengan diadakan diskusi wisata,
diskusi ini diadakan untuk menggali cerita dari para peserta hasil temuan
dilapangan. Para peserta diajak untuk menggali potensi-potensi ekowisata yang
ada di KKU. Selain itu juga, peserta memiliki andil untuk mengutarakan
masukan-masukan kepada dinas terkait
tentang kekurangan dan kelebihan hutan, potensi ekowisata dan lain-lain.
Selama
kegiatan PAPL berlangsung, peserta menginap selama tiga hari dua malam mereka
menginap dan berbaur dengan rimbunnya hutan yang mereka lalui dengan mendirikan
tenda-tenda. Para peserta terbagi menjadi tiga kelompok, dua kelompok, terdiri
dari para peserta dan kelompok tiga adalah panitia kegiatan.
Dalam
Kegiatan ini, Yayasan Palung di percaya oleh pihak tuan rumah, PAPL SMA St.
Yohanes untuk menjadi Koordinator dan pendamping kegiatan bersama pihak sekolah
sekaligus menjadi panitia. Rangkaian kegiatan ini juga didukung oleh berbagai
pihak secara sukarela seperti Para relawan RebonK, Yayasan Palung, SAR, pihak
pemerintah daerah, dalam hal ini diwakili oleh Dinas pariwisata dan BTNGP.
PAPL
St. Yohanes selaku tuan rumah PAPL 2013, berharap semoga ada sesuatu yang baru
yang didapatkan, paling tidak pengalaman dan cerita tentang Borneo, lebih
khusus Bumi Kayong (Ketapang dan Sukadana-red).
By : Petrus Kanisius
“Pit”- Yayasan Palung