I made this widget at MyFlashFetish.com.

Friday, June 7, 2013

Berbagi Cerita : Temu Nasional Hutan Kemasayarakatan dan Hutan Desa di Jakarta



Foto Bersama peserta Temu Nasional Hutan Desa di Jakarta, foto doc. Desi YP

Menuju Temu Nasional Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa, Yayasan Palung bersama masyarakat Desa Laman Satong yaitu Desi Kurniawati dan Kepala Desa Laman Satong Bapak Victor Sriyanto.  Berangkat dari Ketapang tanggal 22 April 2013 Menuju Pontianak dan besoknya akan berangkat ke Jakarta. Berbekal  semangat untuk mengusung program Hutan Desa Kedua orang ini rela menggadang display selebar 1 x 1,5 berisi foto kegiatan dan beberapa contoh kerajinan tas pandan untuk pameran dalam rangka temu nasional, pada 24-25 April 2013.
Saat ini Desa Laman Satong sudah mendapat SK penetapan Areal Kerja dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia, SK.493/Menhut-II/2011 tanggal 11 Oktober 2011 tentang Penetapan Areal Kerja Hutan Desa di wilayah Desa Laman Satong Kecamatan Matan Hilir Utara seluas  1.070 Ha. Namun perjuangan untuk menyeselesaikan urusan administrasi Hutan desa masih belum selesai itulah yang membuat semangat terus bergulir menuju temu Nasional HKM dan HD di Jakarta.

Potret Produk Kerajinan HHBK dari Pengrajin dampingan Yayasan Palung, ikut di Pamerkan di Temu Nasional Hutan Desa, foto doc. Desi YP
Perjalanan dari Pontianak ke Jakarta, bertambah pula rombongan kami bukan hanya saya dan pak Victor  tapi ada lagi rekan dari DianTama dan masyarakat yang mengikuti acara yang sama, suprize bertemu dengan sesama rekan NGO dan masyarakat yang sama-sama berjuang untuk adanya hutan desa hampir saja membuat kami berempat ketinggalan penerbangan.
Begitu sampai di jakarta kamipun segera bergegas mencari taxi yang dapat membawa kami untuk bertemu rekan-rekan dari USAID Ifacs.Sekitar pukul 11.00 wib sampai di Gedung GKBI kantornya USAID  Iffacs, senyum ramah penuh kehangatan kami di sambut oleh rekan –rekan  Usaid Ifacs .Di sana kami menyusun rencana untuk kegiatan pameran sertaTemu Nasional HKM dan HD tersebut.

Saat pertemuan  Temu Nasional Hutan Desa sedang berlangsung, foto doc. Desi YP
Tiba waktunya tanggal 24 April 2013, hari pertama kami mengikuti kegiatan temu nasional HKM dan HD, berusaha datang lebih awal karena sebelum acara dimulai kami harus bergegas menyelesaikan  stan pameran. Cepat sekali saya pikir penyelesaikan stan pameran  tersebut, Karena cukup banyak orang yang mengerjakan pemasangan banner,nempel poster serta memajang hasil kerajinan.
Hari pertama, di jalani dengan seremonial pembukaan dan presentasi dari beberapa narasumber diantaranya Ditjen BPDASPS Kementrian Kehutanan Kadishut Propinsi Sumatra Barat dan dari Ombudsman RI. Kesempatan ini juga kami gunakan untuk memutar film tentang Hutan Desa Manjau di sela-sela istirahat peserta. Kemudian untuk sesi terakhir di hari pertama ada diskusi kelompok untuk membicarakan masalah HKM dan HD yaitu Grup 1 tentang Persoalan penetapan Areal HKM dan HD, pada tingkat Pengusulan, grup 2 membicarakan persoalan usulan dan perizinan HKM dan HD, serta Grup 3 Membahas persoalan pasca Perizinan dan Monitoring dan evaluasi.
Pada hari kedua (25/4/ 2013), berlanjut kegiatan presentasi dari beberpa pihak yaitu dari staf ahli Menteri Bidang hubungan antar lembaga, Gubernur Sumatra Barat dan Perwakilan dari Kabupaten Bantaeng, mereka mengulas tentang perjuangan untuk hutan mereka dengan kearipan lokal yang telah ada sebelumnya. Seperti halnya Sumatera Barat dengan nagarinya. Pastinya dengan rencana kementerian  kehutanan khususnya untuk program hutan desa saat ini baru tercapai 21% dari 500.000 Hektare hingga 2014.
Film Forest and Water ( film potret masyarakat di Laman Satong), Produksi  Yayasan Palung mendapat kehormatan untuk di Putar dalam acara, foto doc. Desi YP
Terjadi kondisi memanas seketika ketika menteri Kehutanan tidak dapat hadir dalam acara temu nasional HKM dan HD tersebut, padahal sebagian besar peserta adalah masyarakat lokal yang yang mengusulkan HKM dan HD, menurut sebagian peserta acara temu nasional di adakan di kantor kementrian kehutanan yaitu gedung  Manggala Wanabakti, kenapa susah benar seorang menteri hadir untuk acara di kantornya sendiri, hal ini di rasa terlalu berlebihan bagi sebagian peserta. Belum lagi betapa mirisnya pengajuan yang selama ini telah di sampaikan hingga kini masih bertahan di kementrian kehutanan tampa ada jawaban tertulis kepada masyarakat tentang status berkas yang telah dikirim tersebut. Tak pelak lagi sebagian peserta ketika di pastikan sang menteri tidak dapat hadir langsung membubarkan diri dan menuju kantor ombudsman untuk mengajukan menteri kehutanan telah melakukan mal administrasi terhadap proses HKM dan HD.
Bagi kami mengikuti kegiatan ini memberikan pengalaman untuk bertemu dengan kawan-kawan senasip yang telah berupaya sekuat Tenaga berjuang untuk hutannya. Bertemu dengan mereka telah membuka wawasan kami tentang bentuk perjuangan penyelamatan hutan di lingkungan masyarakat.

Tulisan Oleh : Desi Kurniawati -YP
Editor : Petrus Kanisius "Pit"- YP







No comments:

Post a Comment