Foto Bersama peserta Temu Nasional Hutan Desa di Jakarta, foto doc. Desi YP |
Menuju
Temu Nasional Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa, Yayasan Palung bersama
masyarakat Desa Laman Satong yaitu Desi Kurniawati dan Kepala Desa Laman Satong
Bapak Victor Sriyanto. Berangkat dari
Ketapang tanggal 22 April 2013 Menuju Pontianak dan besoknya akan berangkat ke
Jakarta. Berbekal semangat untuk
mengusung program Hutan Desa Kedua orang ini rela menggadang display selebar 1
x 1,5 berisi foto kegiatan dan beberapa contoh kerajinan tas pandan untuk
pameran dalam rangka temu nasional,
pada
24-25 April 2013.
Saat
ini Desa Laman Satong sudah mendapat SK penetapan Areal Kerja dari Menteri
Kehutanan Republik Indonesia, SK.493/Menhut-II/2011 tanggal 11 Oktober 2011
tentang Penetapan Areal Kerja Hutan Desa di wilayah Desa Laman Satong Kecamatan
Matan Hilir Utara seluas 1.070 Ha. Namun
perjuangan untuk menyeselesaikan urusan administrasi Hutan desa masih belum
selesai itulah yang membuat semangat terus bergulir menuju temu Nasional HKM
dan HD di Jakarta.
Potret Produk Kerajinan HHBK dari Pengrajin dampingan Yayasan Palung, ikut di Pamerkan di Temu Nasional Hutan Desa, foto doc. Desi YP |
Perjalanan
dari Pontianak ke Jakarta, bertambah pula rombongan kami bukan hanya saya dan
pak Victor tapi ada lagi rekan dari
DianTama dan masyarakat yang mengikuti acara yang sama, suprize bertemu dengan
sesama rekan NGO dan masyarakat yang sama-sama berjuang untuk adanya hutan desa
hampir saja membuat kami berempat ketinggalan penerbangan.
Begitu
sampai di jakarta kamipun segera bergegas mencari taxi yang dapat membawa kami
untuk bertemu rekan-rekan dari USAID Ifacs.Sekitar pukul 11.00 wib sampai di
Gedung GKBI kantornya USAID Iffacs,
senyum ramah penuh kehangatan kami di sambut oleh rekan –rekan Usaid Ifacs .Di sana kami menyusun rencana
untuk kegiatan pameran sertaTemu Nasional HKM dan HD tersebut.
Saat pertemuan Temu Nasional Hutan Desa sedang berlangsung, foto doc. Desi YP |
Tiba
waktunya tanggal 24 April 2013,
hari pertama kami mengikuti kegiatan temu nasional HKM dan HD, berusaha datang
lebih awal karena sebelum acara dimulai kami harus bergegas menyelesaikan stan pameran. Cepat sekali saya pikir penyelesaikan
stan pameran tersebut, Karena cukup
banyak orang yang mengerjakan pemasangan banner,nempel poster serta memajang
hasil kerajinan.
Hari
pertama, di jalani dengan
seremonial pembukaan dan presentasi dari beberapa narasumber diantaranya Ditjen
BPDASPS Kementrian Kehutanan Kadishut Propinsi Sumatra Barat dan dari Ombudsman
RI. Kesempatan ini juga kami gunakan untuk memutar film tentang Hutan Desa
Manjau di sela-sela istirahat peserta. Kemudian untuk sesi terakhir di hari
pertama ada diskusi kelompok untuk membicarakan masalah HKM dan HD yaitu Grup 1
tentang Persoalan penetapan Areal HKM dan HD, pada tingkat Pengusulan, grup 2
membicarakan persoalan usulan dan perizinan HKM dan HD, serta Grup 3 Membahas
persoalan pasca Perizinan dan Monitoring dan evaluasi.
Pada hari kedua (25/4/ 2013), berlanjut kegiatan
presentasi dari beberpa pihak yaitu dari staf ahli Menteri Bidang hubungan
antar lembaga, Gubernur
Sumatra Barat dan Perwakilan dari Kabupaten Bantaeng, mereka mengulas
tentang perjuangan untuk hutan mereka dengan kearipan lokal yang telah ada sebelumnya.
Seperti halnya Sumatera Barat dengan nagarinya.
Pastinya dengan rencana kementerian
kehutanan khususnya untuk program hutan desa saat ini baru tercapai 21% dari
500.000 Hektare hingga 2014.
Film Forest and Water ( film potret masyarakat di Laman Satong), Produksi Yayasan Palung mendapat kehormatan untuk di Putar dalam acara, foto doc. Desi YP |
Terjadi
kondisi memanas seketika ketika menteri Kehutanan tidak dapat hadir dalam acara
temu nasional HKM dan HD tersebut, padahal sebagian besar peserta adalah
masyarakat lokal yang yang mengusulkan HKM dan HD, menurut sebagian peserta
acara temu nasional di adakan di kantor kementrian kehutanan yaitu gedung Manggala Wanabakti, kenapa susah benar
seorang menteri hadir untuk acara di kantornya sendiri, hal ini di rasa terlalu
berlebihan bagi sebagian peserta. Belum lagi betapa mirisnya pengajuan yang
selama ini telah di sampaikan hingga kini masih bertahan di kementrian
kehutanan tampa ada jawaban tertulis kepada masyarakat tentang status berkas
yang telah dikirim tersebut. Tak pelak lagi sebagian peserta ketika di pastikan
sang menteri tidak dapat hadir langsung membubarkan diri dan menuju kantor
ombudsman untuk mengajukan menteri kehutanan telah melakukan mal administrasi
terhadap proses HKM dan HD.
Bagi
kami mengikuti kegiatan ini memberikan pengalaman untuk bertemu dengan kawan-kawan
senasip yang telah berupaya sekuat Tenaga berjuang untuk hutannya. Bertemu
dengan mereka telah membuka wawasan kami tentang bentuk perjuangan penyelamatan
hutan di lingkungan masyarakat.
Tulisan Oleh : Desi
Kurniawati
-YP
Editor : Petrus Kanisius "Pit"- YP
No comments:
Post a Comment