Rangkaian
kegiatan hari orangutan se-dunia yang di peringati tahun ini (19/8), dilakukan
dengan beragam kegiatan oleh BKSDA,
SKW 1 Ketapang, Yayasan Palung, FFI, YIARI. Kegiatan dalam rangka hari
orangutan sedunia sebagai sebuah kebersamaan empat lembaga terkait keprihatinan
akan nasib orangutan dan habitnya saat ini. Pada peringatan hari orangutan
se-dunia kemarin (19/8), serangkaian kegiatan telah dilakukan seperti street action (aksi di
jalan, dengan berjalan dan melakukan orasi) bertempat di bundaran, RS. Agoes
Djam, Ketapang. Rangkaian kegiatan seperti pembagian stiker dan poster
orangutan, pembagian bibit pohon, 1000 bibit (trembesi dan tanjung). Selanjutnya diadakan rangkaian
kegiatan di dua desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung
Palung.
Panggung boneka (Orangutan dan habitatnya) di sekolah, sebagai pengenalan dini tentang pendidikan lingkungan dan satwa dilindungi seperti orangutan. Dok. YP |
1. Pertemuan kampung di dusun Cali
dan Dusun Manjau ( Materi Prosedur Pelaporan Kasus Konflik TSL), Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa dan UU no 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, Pengenalan Kawasan Konservasi, Orangutan dan
habitanya. Pemateri BKSDA, SKW 1 Ketapang, Yayasan Palung, FFI, YIARI.
2. Panggung boneka (Orangutan dan
habitatnya) di sekolah, sebagai pengenalan dini tentang pendidikan lingkungan
dan satwa dilindungi seperti orangutan.
3. Pemutaran film Lingkungan di
masyarakat, sebagai kampaye penyadaran
Kegiatan
ini dilakukan pada, 22-25 Agustus 2013 di dua di Dusun Cali, Pangkalan Teluk,
Tayap dan di Dusun Manjau, Desa Laman Satong. Pemutaran film lingkungan untuk
penyadaran, Puppet Show (panggung boneka orangutan-red) dan Lecure (ceramah
lingkungan-red) di sekolah-sekolah, diadakan, (24-25/8/2013). Selanjutnya, pada
(4-5/9/2013), direncanakan ikut serta dalam workshop tentang Orangutan dengan
pembangunan, kegiatan ini diadakan oleh Pemkab, Dinas Kehutanan, KKU.
Kunjungan kami di dua desa, di Cali dan
di Manjau adalah sebagai sarana penyampaian kepada masyarakat di sekitar
kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP)
terkait penyadaran dan pendidikan lingkungan, mengingat saat ini hutan dan
orangutan sebagai sebuah perhatian bersama. Hutan dan orangutan sama halnya
dengan manusia perlu berlanjut. Hutan dan orangutan di dua desa ini sudah
semakin terhimpit. Kawasan di dua dusun ini sudah dikelilingi perkebunan sawit
yang sedikit banyak mengancam habitat hidup orangutan.
Berfoto bersama dengan anak-anak Sekolah Dasar Negeri 33 Cali, Desa Pangkalan Teluk, Tayap, Ketapang, Kalbar. dok. YP, foto 2. |
Pertemuan
kampung, kami lakukan di dusun Manjau. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat
menyambut baik. Diskusi dalam pertemuan diantaranya tentang isu-isu kekinian
dan menggali informasi keberadaan orangutan. Selain itu juga, masyarakat mengharapkan
ada kerjasama yang baik antara masyarakat, lembaga-lembaga dan pemerintah dalam
hal mengelola dan menjaga hutan.
Keterancaman habitat dan populasi
orangutan saat ini, sudah sangat memprihatinkan. Semakin terkikisnya hutan,
menjadikan orangutan semakin sulit bertahan di rumah mereka, tempat mereka
tinggal dan hidup.
Sebuah harapan sejatinya sangat
diperlukan perencanaan yang matang dan bijak dalam penggunaan lahan yang
terbatas tersebut agar dapat mengakomodir semua kepentingan, kepentingan untuk
usaha maupun kepentingan konservasi. Artinya, semakin banyak aktivitas yang
berkaitan langsung dengan habitat orangutan maka akan mengganggu
populasi orangutan dan satwa lainnya di dalam kawasan hutan sebagai rumah dan
tempat hidup mereka.
Pada
kegiatan pengenalan hutan dan orangutan, melalui puppet show (panggung
boneka-red) dilakukan di Sekolah Dasar. Pada kegiatan tersebut dilakukan oleh
Ranti Naruri dari Yayasan Palung bersama teman-teman yang magang dari SYLVA UNTAN.
Pertemuan dengan mastyarakat dilakukan oleh Yayasan Palung, FFI, YIARI dan
BKSDA SKW 1 Ketapang.
Dusun yang paling jauh yang kami
kunjungi adalah dusun Cali. Di dusun tersebut, akses jalan cukup baik, tetapi
saat kemarau, sedangkan jika hujan atau musim penghujan maka jalan cukup sulit
dilewati. Sepanjang jalan yang kami tempuh, kiri dan kanan badan jalan
dikelilingi perkebunan sawit. Perkebunan sawit tersebut juga tidak jauh
berbatasan langsung dengan hutan-hutan lindung di gunung Tarak yang berbatasan
langsung dengan Taman Nasional Gunung Palung.
Kegiatan lanjutan dalam rangka
memperingati hari orangutan se-dunia yang di lakukan di dua dusun di desa yang
berbeda tersebut cukup mendapat tanggapan baik dari pihak masyarakat dan pihak
sekolah.
By : Petrus Kanisius “Pit”- Yayasan
Palung
Baca juga di : http://regional.kompasiana.com/2013/08/26/keliling-dusun-kampayekan-orangutan-587191.html
Tulisan sebelumnya, Memperingati hari orangutan
se-dunia: http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/08/21/sisakan-sedikit-hutan-untuk-orangutan--585802.html
No comments:
Post a Comment