I made this widget at MyFlashFetish.com.

Wednesday, July 3, 2013

Bagaimana atau Namun Jika Menjadi ?


Hutan, Alam, bumi, jagat raya semeta raya Anugerah Yang Kuasa. Foto dok. YP

Realita hidup di dalam kehidupan ini sungguh menjadi sebuah pertanda, teka teki, fenomena dan berbagai tuntutan dan pilihan dan mau tidak mau harus di jalankan sebagai sebuah pemberian dan anugerah dari Yang Maha Kuasa Sang pencipta Maha Segala. Sebuah pengandaian dengan ungkapan kata “Bagaimana Jika Menjadi”. Tentunya ini menjadi sebuah  pertanyaan bagi kita semua tentang segala hal dalam hidup yang kita alami di dalam kehidupan kita saat ini terjadi.
Bagaimana
Jika menjadi seorang penguasa/ berkuasa/ pejabat/ pemimpin?
Jika menjadi seorang pengusaha?
Jika menjadi seorang kaya?
Jika menjadi seorang religious?
Jika menjadi seorang pemurah/ penderma?
Jika menjadi seorang hebat/ pintar/ ahli?
Jika menjadi seorang terkenal?
Jika menjadi seorang baik?
Jika menjadi seorang bijaksana?
Jika menjadi seorang sempurna?
Jika menjadi seorang apa adanya/ bebas lepas/jujur?
Namun Bagaimana
Jika menjadi seorang yang hidup sebatang kara/ miskin/ terpinggirkan?
Jika menjadi seorang iri dengki?
Jika menjadi seorang terabaikan?
 Jika menjadi seorang sakit/tersakiti?
Jika menjadi seorang penuh dusta/ munafik?
 Jika menjadi seorang durhaka?
Jika menjadi seorang terisolasi?
Jika menjadi seorang pemarah?
Jika menjadi seorang dendam/pendendam?
 Jika menjadi seorang tidak berdaya/ bercacat cela?
Jika menjadi seorang yang membedakan/ dibedakan?
Jika menjadi seorang rapuh/ mengeluh/gaduh?
Jika menjadi seorang luput dari pantauan?
 Jika menjadi seorang pecundang?
Jika menjadi seorang curiga/mencurigai?
Jika menjadi seorang pengekor/penjilat/batang timbul?
Jika menjadi seorang penghibur?
Jika menjadi seorang ter/dihakimi?
Jika menjadi seorang penuh janji?
Mampukah setiap hidup kita mau dan mampu merasakan itu semua dagan berandai-andai bagaimana jika menjadi? Semua orang/ banyak orang enggan atau sulit mau untuk sekedar merasakan apa yang terjadi di sekitar kita.
Tengok saja, banyak dari antara para petinggi/pejabat/penguasa yang mudah lupa terhadap sesamanya yang berkekurangan dan ber/terbatas, jika menjadi pejabat. Ada banyak yang kaya, tetapi banyak pula yang lupa berderma bagi yang papa.
Tidak sedikit yang religious dan pintar/hebat /ahli/jujur/sempurna/apa adanya/ bebas lepas tetapi banyak diantara mereka yang didera, dihina, dihianati, dikucilkan, diasingkan, dipengaruhi, disogok dan diabaikan karena sikap benar.
Banyak dari antara mereka juga dijadikan tameng kekuatan untuk menggempur medan tempur saat berlaga dan menjaga kekuasaan kelimpahan.
Ada banyak bahkan tidak terhitung jumlahnya orang-orang/kebanyakan orang yang mengalami berbagai hambatan hidup, membutuhkan uluran tangan, perlu keadilan, perlu diperhatikan karena keadaan dan keterbatasan serta kekurangan/berkekurangan. Adapula yang saling tuding, menghakimi, membedakan, menjauh, menciptakan jurang pembatas, yang luas bebas menjadi terhalang dokma dan derita yang tidak kunjung henti dengan janji tanpa realisasi.
Ada banyak berpengharapan tetapi terhalang aturan yang diulur dan dijalurkan tanpa ruang dan hak bebas dan pembebasan.  Banyak yang gengsi mengalahkan dosa menjadi durhaka, saling curiga, berdusta menjadi kata pembenaran dari sebuah alasan, munafik menjadi iri dengki, membedakan berakar menjadi pengekor/penjilat/batang timbul saat tenggelam timbul pada batang-batang lain. Menjadi pecundang saat mengerang menjadi penghibur, di/terhakimi saat mengaduh dan mengeluh. Banyak yang terisolasi terhalang rasa kata hati, bergumam mencari solusi menjadi pemarah saat bertepi.
Perjalanan hidup memang ini adanya, sungguh-sungguh terjadi dari rangkaian “bagaimana jika menjadi”. Banyak yang lupa atau sengaja lupa dengan dihadapkan pada namun bagaimana jika menjadi”. Perjalanan hidup di dalam kehidupan ini selalu di hadapkan dengan berjuta ragam dan realita nyata yang selalu dan terus terjadi. Syukuri itu semua sebagai pembelajaran dan perbaikan hidup andai ingin berubah, namun semua bukanlah harga mati, sesungguhnya hidup adalah pribadi masing-masing yang menjalankannya. Semoga saja bisa beroleh berkat dari “bagaimana jika menjadi” atau namun bagaimana jika menjadi” sebagai perenungan bersama kita semua.
@Ketapang, Kalbar, 03/07/13
By : Petrus Kanisius “Pit”- Yayasan Palung

Tulisan yang sama dapat juga di lihat di : 




No comments:

Post a Comment