Setda Ketapang saat meresmikan pusat rehabilitasi IAR, foto doc. YP |
Bertepatan
dengan perayaan Valentine Day (14/2), IAR Indonesia berbagi kasih sayang dengan
sejumlah orangutan dengan melakukan peresmian tempat rehabilitasi baru bagi
sejumlah orangutan yang ada di tempat rehabilitasi saat ini. Tempat rehabilitasi
yang baru saat ini sangat memungkinkan, mengingat tempatnya cukup luas
dibandingkan dari tempat terdahulu.
Tempat
baru saat ini juga menurut Direktur IAR, drh. Carmele Leon Sanchez, tempat baru
bagi orangutan saat ini merupakan hadiah
kasih sayang bagi orangutan- orangutan yang ada, kita sengaja memilih har ini. Selain
itu, Carmele mengatakan, tempat rehabitasi tersebut diharapkan baik bagi pemulihan insting orangutan untuk di
translokasi (siap menghadapi alam bebas nantinya-red).
Tamu undangan melakukan kunjungan menuju tempat rehabilitasi, doc. YP |
IAR
Indonesia sejak 3 tahun silam memiliki komitmen khususnya dalam merehabilitasi
orangutan di Kalimantan Barat. Komitmen lembaga
IAR tersebut meliputi penyelamatan (rescue-red), merawat (Rehabilitasi-red),
Penegakan hukum, monitoring keberadaan Orangutan dan translokasi
(pelepasliaran-red) orangutan ke alam bebas mereka. Ujar drh. Adi Irawan,
Direktur Program kegiatan IAR Indonesia saat melakukan persentasi pada peserta
tamu undangan. Adi Irawan mengatakan saat ini. IAR bersama lembaga-lembaga
mitra secara bersama berkolaborasi dalam menjaga dan terus memperhatikan nasib
orangutan saat ini. Tidak hanya itu, IAR bersama Yayasan Palung, Lembaga Titian,
BKSDA dan SPORS di tahun 2010 berhasil mengungkap kasus perdagangan Orangutan
sampai ke Meja Hijau, penanganan kasus orangutan yang lebih dikenal dengan
kasus Ongky (orangutan di Pontianak-red) tersebut merupakan capaian
keberhasilan mengungkap kasus pertama perdagangan satwa dengan pemberian sanksi
pada pelaku saat itu. Drh. Adi Irawan juga menegaskan orangutan tinggal di
hutan, bukan di kandang, orangutan dan manusia sama-sama harus saling
menghargai satu dengan yang lainnya.
Salah satu tempat perawatan bayi OU, foto doc. YP |
Ancaman
Orangutan saat ini sudah sangat kompleks, terjadinya deforestasi (penurunan
jumlah hutan-red) akibat pembukaan lahan baik untuk perkebunan, pertambangan
dan pembangunan sangat mempengaruhi jumlah orangutan saat ini. Populasi mereka
cenderung menurun dari tahun ke tahun, kasus perburuan juga sangat mengancam
habitat orangutan dan satwa-satwa lainnya seperti Bekantan, Kelempiau, Kelasi,
Elang, Trenggiling dan Enggang.
drh. Carmele saat berbincang-bincang di ruang perawatan dan operasi Orangutan , foto Doc. YP |
Peresmian
tempat rehabilitasi orangutan bertempat di kecamatan Sei Awan, Ketapang, Kalbar
tersebut dihadiri oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang, BKSDA Kalbar, BKSDA
Wilayah 1 Ketapang, Kepala Dinas
Kehutanan, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah raga, Lembaga mitra IAR
seperti Yayasan Palung, Yayasan ASRI dan lembaga mira lainnya juga di hadiri
perwakilan masyarakat kecamatan Sei Awan. Selain Peresmian, Setda Ketapang yang
mewakili Bupati Ketapang membubuhkan prasasti rehabilitasi IAR.
Pemerintah
daerah Kabupaten Ketapang, Bupati Ketapang, Hendrikus yang dalam kesempatan
peresmiaan diwakili Setda, Andi Jamarudin mengatakan; Sangat mendukung dengan
upaya IAR membangun tempat rehabilitasi baru. Selanjutnya pemerintah daerah
siap untuk bekerjasama dalam pelestarian orangutan. Selanjutnya menurut Kepala
BKSDA Kalimantan Barat, Siti Hadijah atau akrab di sapa Ibu Dedek mengatakan Orangutan
sangat besar peranannya bagi kesimbangan ekosistem makhluk hidup, mengingat,
jika orangutan masih ada berarti hutan masih baik, dengan demikian orangutan
harus tetap terjaga dengan bagaimana semua unsur lembaga mitra untuk bersama
dan bekerjasama dengan sinergisitas dan berlenjutan.
Peresmian
Pusat Rehabilitasi baru IAR tersebut
dibangun diatas lahan seluas 25 ha, pusat rehabilitasi tersebut dilengkapi
dengan kandang, ruang operasi dan perawatan, Laboratorium, ruang perawatan bayi
orangutan, ruang rehabilitasi. Tempat rehabilitasi orangutan tersebut ada juga yang
dikhususkan berupa areal terbuka tetapi tetap terpantau. Menurut drh. Karmele,
saat ini ada 25 individu orangutan yang berada di tempat rehabilitasi baru
tersebut. Sedangkan di kandang transit lama atau lokasi kandang terdahulu di
kandang transit, Kongsi lapan, Jl. W. Monginsidi Ketapang masih tersisa
beberapa individu orangutan. Belum semua orangutan dibawa ke tempat
rehabilitasi yang baru. Pada kesempatan peresmian tempat rehabilitasi tersebut,
para tamu undangan diajak untuk mengunjungi ruangan tempat rehabilitasi IAR.
Kegiatan
peresmian Pusat rehabilitasi tersebut di mulai pukul 10.00 wib dan berakhir
pada pukul 12.45 wib, di hadiri ± 150
orang yang terdiri dari tamu undangan dan masyarakat setempat, kegiatan
tersebut berjalan dengan mendapat respon sangat baik dari berbagai pihak.
Lihat juga video :
baca juga di :
By : Petrus Kanisius”Pit”- Yayasan
Palung
No comments:
Post a Comment