Potensi
Yang Terlupakan “Surga Kerajinan Tradisional Ketapang dan KKU”
Sudah
barang tentu, surga kerajinanan tradisional menjadi salah satu dasar yang kuat
bagi tumbuh, berkembang dan majunya suatu wilayah atau daerah. Sudah pasti dan
tidak bisa dipungkiri lagi kekhasan dan keunikan menjadi daya tarik tersendiri.
Akan tetapi, geliat dari surga kerajinan tidak berbanding lurus dengan minimnya
dukungan dari berbagai pihak khususnya di Kabupaten Ketapang dan KKU, Kalbar.
Sangat
beralasan jika surga kerajinan tradisional (kerajinan daerah-red) semestinya
menjadi bagian dari prioritas. Mengapa demikian?. Seperti di seluruh wilayah
Ketapang (hampir di seluruh kecamatan) memiliki potensi dan kekhasan terkait
kerajinan dan para pengrajin dalam memprodusi hasil mereka berupa anyaman dari
berbagai hasil hutan non kayu seperti dari hasil rotan, bambu dan pandan yang
diolah/dianyaman menjadi berbagai hasil karya seperti tikar dan topi dari
pandan. Selain itu juga, mereka mengolah, memanfaatkan bambu dan rotan untuk
dijadikan meja, kursi dan ada yang dibuat untuk keranjang pakaian dan lemari
pakaian. Demikian juga halnya dengan
masyarakat di Kabupaten Kayong Utara. Rata-rata hasil kerajinan mereka yang
mereka olah hanya terbatas untuk mereka gunakan sehari-hari dan dijual jika ada
yang pesan kepada mereka.
Corak,
motif, kualitas, kerapian dan keindahan dari anyaman dari hasil mereka
menganyam tidak perlu diragukan lagi. Rutinitas, keuletan dan semangat mereka
begitu menggelora dalam mengelola, memanfaatkan dan mengolah kerajinan
tradisional ini. Mengingat mereka (para pengrajin) dalam mengolah kerajinan ini
sejak jaman dahulu. Artinya mereka menganyam dan mengolah kerajinan ini secara
turun temurun dari generasi ke generasi. Namun sayangnya adalah ketika surga kerajinan
tradisional masyarakat di Tanah Kayong ini (sebutan untuk masyarakat Ketapang
dan KKU) tidak begitu menjadi perhatian serius dan prioritas.
Sungguh
ironis memang, banyak atau kebanyakan pihak lebih mengutamakan prioritas
proyek, banyak bersuara politik dan memperbaiki inprastuktur tidak ada
habis-habisnya. Memang, wadah, tempat dan organisasi/badan khusus mengurusi terkait
para pengrajin ini sudah ada dan telah lama ada. Akan tetapi, sepertinya tidak
serta merta mengakomodir apa yang menjadi kekuatan, potensi dan keahlian
masyarakat tersebut. Seperti kita ketahui, kerajinan daerah/kerajinan tradional
masyarakat erat kaitannya dengan aspek sosial, budaya dan ekonomi masyarakat yang
seharusnya lestari dan berkelanjutan. Tidak hanya itu, kerajinan tradisional
masyarakat erat kaitannya dengan potensi wisata hasil kerajinan khas daerah
yang berorientasi pada pengembangan pasar dan penghasilan tambahan masyarakat
itu sendiri (para pengrajin).
Keunikan
dan keunggulan serta kualitas dari hasil kreasi anyaman-anyaman para pengrajin
bukan tidak mungkin juga sebagai kekuatan, pendorong dan sumber penghasilan
daerah untuk selanjutnya berdampak pada kemajuan dan membantu masyarakat
semakin sadar bahwa potensi ekonomi masyarakat sebagai pemicu ekonomi yang
lahir, tumbuh dan berkembang perlu adanya perhatian dan dukungan secara
menyeluruh pula.
Pada
suatu ketika saya berandai-andai Jika Ketapang dan KKU Sebagi surga kerajinan
tradisional menjadi sebuah harapan jika diakomodir sepenuhnya dan tidak setengah-setengah,
tentunya ini perlu menjadi perhatian semua pihak. Pengandai-andaian tersebut
sungguh nyata dan ada andai saja wilayah ini (Ketapang dan KKU) mampu dan mau
menjadikan kerajinan daerah sebagai prioritas (menjadi sentra kerajinan yang
terakomodir secara menyeluruh).
Mengapa
kerajinan tradisional atau daerah bisa dikatakan sebagai raja dan tidak potensi
yang lain?. Bukankah kita sering disuguhkan dengan hal-hal yang indah, menarik
dan khas tentang suatu daerah?. Seperti misalnya, di wilayah Jawa di manapun
itu, hampir dipastikan masyarakat dan pihak-pihak terkait dengan sigap, cepat
dan cerdas untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada. Daerah ataupun
wilayah lainnya sudah dan telah mengembangkan potensi-potensi hasil kerjinan
daerah mereka menjadi ikon wisata wilayah tersebut pula. Contoh nyatanya adalah
ketika masyarakat Yogyakarta dan Bali.
Sebuah
harapan jika suatu saat wilayah Ketapang dan KKU menjadi wilayah daerah yang
mampu mengakomodir hal ini. Tentunya apabila diperhatikan secara bijaksana oleh
semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, lembaga-lembaga swadaya masyarakat
dan masyarakat setempat sudah pasti menjadi kekuatan baru bagi potensi wisata
kerajinan, dengan demikian suatu daerah dapat tumbuh dan berkembang ekonomi
masyarakatnya secara mandiri dan berkelanjutan.Tentunya segala sesuatunya
mungkin dan mampu terlaksana jika semua bisa bersama-sama pula. semoga saja….
Baca juga :
By
: Petrus Kanisius “Pit”- Yayasan Palung
No comments:
Post a Comment