I made this widget at MyFlashFetish.com.

Thursday, August 23, 2012

Wilayah Simpang Dua dan Simpang Hulu Di Kepung Perkebunan Sawit


“Sekelumit Persoalan dan Konflik Siap Menghadang di Tengah-tengah Masyarakat ”

Berdasarkan informasi dari warga menyebutkan, wilayah Simpang Dua dan Simpang Hulu, Ketapang, Kalbar, bakal di kepung perkebunan sawit yang akan masuk ke wilayah itu dalam kurun waktu dekat ini. Seperti diketahui wilayah ini merupakan wilayah yang masih banyak sebaran hutan dan kaya akan Sumber Daya Alam. Kekhawatiran sangat patut dilontrkan karena di dua Kecamatan tersebut, Aksi mendukung dan menolak pasti terjadi dengan kondisi ini, sumber konflik siap menghadang. Tetapi tidak hanya itu, masyarakat di sana sangat bingung bila sawit beroperasi di 2 wilayah ini. Saat ini, masyarakat sangat terbantu dengan hasil karet, bagi mereka karet segalanya sebagai sumber hidup masyarakat akan tinggal cerita apabila perkebunan sawit masuk.

Informasi terkait pembukaan lahan yang rencananya akan dibuka di 13 tempat di wilayah Simpang Dua dan Simpang Hulu berdasarkan keterangan peta sebaran sawit yang dipublikasikan oleh salah seorang tokoh masyarakat yang enggan namanya disebutkan, memperlihatkan secara jelas sebaran sawit di wilayah tersebut. Pembukaan lahan sebenarnya merupakan ijin yang di keluarkan pada tahun 2006 lalu oleh Pemerintah Daerah, baru sekarang dari pihak perusahaan akan membuka areal perkebunan ungkap salah seorang lainnya yang juga tidak mau disebutkan namanya. Dalam peta tersebut terlihat di 2 kecamatan di Simpang Dua, desa-desa yang akan di buka (di kepung) untuk perkebunan seperti di Desa ; Semandang Kanan, Mekar Raya, dan Gema. Sedangkan di Kecamatan Simpang Hulu, di Desa ; Semandang Kiri, Semandang Hulu, Balai Pinang, Merawa, Kualan Hilir dan Sekucing Labai. Jadi hampir dipastikan di dua wilayah kecamatan tersebut seluruhnya akan di kelilingi ijin pembukaan lahan oleh perusahaan besar perkebunan sawit.

Masuknya perkebunan sawit setidaknya menjadi kekhwatiran, sekelumit persoalan dan konflik siap menghadang di tengah-tengah masyarakat. Seperti yang sudah terjadi di berbagai daerah sedikit banyak berpengaruh salah satunya karena sengketa lahan. Berbagai kasus dan konflik terjadi seperti modus perluasan lahan Penyerobotan, penipuan hak milik, dan pengambil alihan secara paksa juga turut berkontribusi”. lihat di sini dan di sini

Perkebunan sawit saat ini memang dijadikan primadona oleh pemerintah dengan dalih untuk mensejahteraan rakyat, tetapi faktanya tidak sedikit persoalan yang muncul sebagai dampak hadirnya kebijakan di sektor ini. Konflik yang terjadi, sebagaimana dialami warga dan terjadi dibeberapa daerah Kalimantan Barat adalah realita yang sungguh terjadi. Sebagai contoh kasus Andi-Javin VS Perkebunan menjadikan pelajaran berharga bagi kita semua. Disamping itu orientasi kepentingan ekonomi dalam kebijakan pembangunan perkebunan sawit selama ini seringkali mengabaikan konsep pembangunan berkelanjutan yang mestinya tidak mengabaikan aspek sosial budaya dan lingkungan hidup. (dalam tulisan Kalimantan Review, Senin 4 April 2011).

Selain itu juga, Pemerintah Daerah semakin memperluas pengembangan areal kawasan untuk perkebunan sudah hampir 4 juta Ha dari 1,5 juta yang ditetapkan. Tentunya ini menjadi kewaspadaan karena rawan konflik yang tidak terkendali, mengingat di daerah ini terdapat tanah adat, tanah keramat dan hutan adat milik masyarakat. Belum lagi ditambah dengan semakin meluasnya pembukaan lahan yang tidak kalah hebatnya untuk pembukaan lahan pertambangan di beberapa kecamatan seperti; Simpang Hulu, Sim­pang Dua, Sandai, Marau, Air Upas, dan Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang.

Memang di satu sisi dengan ada perusahaan-perusahaan ke berbagai daerah sedikit banyak memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun juga yang patut untuk menjadi suatu kajian bersama adalah bagaimana nasib hutan, kawasan adat, beragam satwa dilindungi menjadi ancaman, semoga saja ada solusi terbaik menyangkut hal ini.

Petrus Kanisius Pit- Yayasan Palung

foto Doc. Masyarakat

Berita terkait dapat juga di baca di : http://green.kompasiana.com/iklim/2012/08/23/wilayah-simpang-dua-dan-simpang-hulu-dikepung-perkebunan-sawit, di Tribun Pontianak Epaper : 24 Agustus 2012; http://issuu.com/tripon/docs/24082012


No comments:

Post a Comment