Sebuah
kerinduan di benak saya dan mungkin juga bagi sebagian orangtua begitu
mendengung, bergumam, terlintas dan terasa bercampur keprihatinan akan
lagu-lagu anak yang perlahan-lahan mulai hilang entah di/ ke mana rimbanya saat
ini. Secara kasat mata memandang, jarang
atau bahkan kita tidak pernah lagi melihat lagu anak- anak muncul dan populer
di media khususnya televisi ataupun tampil untuk menyanyikan lagu-lagu mereka
diberbagai tempat umum atau saat acara-acara tertentu seperti acara sekolah
atau acara hiburan anak-anak lainnya. Sebuah kewajaran jika kerinduan sekaligus
prihatinan muncul akibat lagu anak-anak kalah populer dibandingkan lagu-lagu
umum atau dewasa. Lagu anak-anak kalah populer alias hilang secara
perlahan-lahan dibandingkan musik dewasa saat ini.
Sebuah fakta dan realita terjadi dengan semakin menjamurnya
dunia musik di blantika nusantara saat ini, khususnya dengan munculnya
berpuluh-puluh atau bahkan ratusan band-band di kalangan anak muda dan dewasa
dengan beraneka macam aliran dan ratusan judul lagu. Tentu saja ini sangat
membanggakan terkait kreativitas dan jiwa anak muda yang suka dengan musik.
Semakin tahun semakin bertambah, bak jamur tumbuh saat musim hujan dan perladangan tiba.
Namun berbeda halnya dengan musik dan lagu anak-anak, sepertinya berbanding
terbalik, lagu yang dikhususkan bagi anak-anak semakin krisis dan semakin
hilang lenyap bak ditelan bumi akibat kalah popular dari lagu dewasa.
Perkembangan dunia musik saat ini di hadapkan kepada dunia
bisnis belaka, sehingga tidak jarang lagu-lagu pop yang ada cenderung
mengisahkan tentang perselingkuhan, percintaan, ke-alay-an, ke-lebay-an, dan
lain sebagainya yang secara tidak langsung memiliki dampak kurang baik terhadap
anak-anak. Hal ini sangat jelas terjadi, banyak lagu-lagu dewasa yang
dinyanyikan oleh anak-anak dan lagu tersebut dapat dikatakan kurang cocok atau
dapat dikatakan juga kurang berkenan bila anak-anak yang menyanyikannya.
Anak-anak saat ini lebih hafal dan lebih mengenal lagu-lagu orang dewasa
dibandingkan dengan lagu-lagu yang dikhususkan bagi mereka. Ironis dan miris
memang, anak-anak dihadapkan dengan kenyataan, mereka tidak lagi tahu atau bahkan
mereka sudah tidak mengenal lagu bagi mereka. Mereka lebih mengenal band-band
yang acap kali bermunculan di televisi, mereka juga sudah semakin terpaksa
menyanyikan lagu-lagu dewasa karena keadaan.
Semakin krisisnya lagu anak-anak sungguh menjadi dilema saat
ini, mengingat anak-anak seusia mereka memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang
dengan berbagai ekspresi tidak terkecuali lagu. Sepengingat saya, lagu
anak-anak sangat terasa bermanfaat. Melalui lagu anak-anak diajarkan untuk
mengetahui cerita, sejarah, nilai-nilai keagamaan, kepatuhan, kesopanan dan
pendidikan akan pengetahuan di sekitar mereka melalui lagu.
Sebuah kerinduan akan lagu-lagu anak memang
sudah menjadi kerinduan kita bersama, orangtua di rumah, guru di sekolah dan di
lingkungan di mana anak berkumpul seperti saat bersosialisasi dengan
teman-teman mereka, sering dijumpai mereka (anak-anak-red) lebih hapal dan
senang menyanyikan lagu-lagu dewasa yang sedang hits dan sedikit yang tahu
tentang lagu anak-anak yang seharusnya ada untuk mereka nyanyikan. Dari sekian
banyak judul lagu anak-anak seperti lagu; Bintang Kecil (Cipt. Daljono), Balonku, Bangun Tidur, Burung Kakak Tua,Cik Cik Periuk,
Cemara (Cipt. AT Mahmud),
Dua Mata Saya (Cipt. Pak Kasur),
Nina Bobo, Kasih Ibu, Naik Delman (Cipt. Ibu Sud),Tukang Pos, Tupai (AT
Mahmud), Topi Saya Bundar(Cipt. Pak Kasur), Selamat Ulang Tahun, Selamat Pagi
Bu Guru (Cipt. Pak Kasur), Menanam Jagung dan Tik Tik Bunyi Hujan (Cipt.Ibu
Sud) merupakan beberapa lagu anak-anak dari sekian banyak lagu anak-anak yang
ada dan beberapa lagu anak-anak lainnya. Lagu-lagu anak-anak saat ini
sepertinya kehilangan porsi atau tempat bagi mereka untuk berkreasi. Lagu anak
semakin krisis, hilang, lenyap atau kemanakah lagu khusus bagi anak-anak saat
ini?. Namun yang pasti lagu anak-anak kalah popular dibandingkan lagu-lagu
dewasa yang begitu menjamur dan menguntungkan. Sedangkan lagu anak-anak sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan serta mendidik akan tetapi sulit atau
bahkan tidak mendapat tempat dikarenakan tidak menguntungkan secara bisnis.
Beberapa catatan yang
dapat dijadikan sebagai perhatian dan permenungan bersama terkait tersisihnya
atau hilang secara perlahan lagu anak-anak adalah ;
Pertama,
Lagu anak- anak tidak mendapatkan tempat baik ditinjau dari sisi bisnis, hal
ini sudah pasti terkait daya jual ataupun dapat dikatakan lagu anak-anak tidak
menguntungkan bila dihadapkan di dunia hiburan dan bisnis. Sehingga wajar saja
lagu anak-anak cenderung dianak tirikan. Memang seperti yang kita ketahui, ada
dunia hiburan seperti pertelevisian ada yang menyediakan porsi/tempat bagi
anak-anak untuk berkreasi, namun lagi-lagi lagu anak-anak jarang atau sedikit
yang di pakai atau dinyanyikan.
Kedua,
kecenderungan lagu-lagu pop dan lagu rock dewasa kian merajai atau menjamur
membuat banyak atau kebanyakan pencipta lagu enggan untuk menciptakan lagu,
bagi mereka mencipta lagu anak-anak tidak menguntungkan secara bisnis dan
popular. Sehingga yang terjadi adalah, banyak lagu anak-anak yang ada itu-itu
saja, misalkan saja, kebanyakan lagu anak-anak diciptakan jaman dulu/lawas oleh
Ibu Sud, Pak Kasur, AT. Mahmud dan Daljono. Saat ini belum ada lagi/ tidak ada
lagi, adapun sangat jarang terdengar dan terekspose pencipta-pencipta baru lagu
khusus diperuntukkan bagi anak-anak. Berbeda dengan lagu-lagu dewasa, sangat
mudah untuk popular dan sangat didukung. Tidak ada regenerasi pencipta lagu
baru bagi anak-anak.
Ketiga,
Mereka (anak-anak-red), lebih banyak anak dipaksa untuk menyanyikan lagu-lagu
pop dewasa. Tentu ini sangat tidak cocok dengan usia mereka, seperti contoh
misalnya, Si anak disuruh menyanyikan lagu-lagu pop dan rock. Tidak sedikit
dari anak-anak memaksakan diri untuk bernyanyi dengan nada yang tinggi dan
sedikit berteriak-teriak, suara anak-anak bila dipaksa pastinya sangat
berpengaruh pada perkembangan tumbuh kembang mereka terlebih pada suara mereka
terkait cocok apa tidaknya mereka saat membawakan sebuah lagu yang dinyanyikan.
Keempat, seperti diketahui, dari sekian banyak
lagu anak-anak, dapat dikatakan semuanya sangat mendidik, sarat akan
pesan-pesan moral, sosial dan kepahlawanan yang baik. Dengan demikian dapat
diartikan pula bahwa lagu-lagu anak memberikan muatan positif bagi pandangan
anak-anak. Mengingat, dari rata-rata lagu anak-anak berkisah atau bercerita
tentang kasih, ajakan untuk kebaikan, pengetahuan dan norma-norma kepatuhan
terhadap sesama, orangtua dan guru. Ironis memang, lagu-lagu dewasa yang
menjamur saat ini laku keras, namun secara kualitas banyak diantaranya
cenderung mengajak untuk berprilaku alay, lebai dan putus asa dibandingkan lagu
anak-anak.
Banyak
pertanyaan mendasar terkait hal ini, siapa yang bertanggung jawab?, langkah apa
yang harus dilakukan dan siapa yang harus berperan?. Merunut dari tiga
pertanyaan diatas, dapat dikatakan semua permasalahan ini menjadi tanggungjawab
semua dan bersama, hal ini menjadi dasar bagaimana semua pihak melihat peran
serta dan arti penting lagu anak-anak bagi tumbuh kembang mereka tidak hanya di
sekolah saja tetapi juga dilingkup lingkungan mereka sehari-hari di rumah dan
masyarakat di mana tempat mereka atau wadah mereka menyalurkan bakat dan
kemampuan yang sesuai dan tidak memaksakan lagu-lagu dewasa masuk di lingkup
atau dunia mereka. Harapan kita bersama, mudah-mudahan jangan biarkan lagu anak-anak
hilang, sebuah keharusan peran serta semua pihak seperti pemerintah, pihak
sekolah, pihak dunia hiburan dan media
seperti televisi, radio, koran dan lain sebagainya untuk secara bersama-sama
memperhatikan hal ini jika tidak ingin lagu anak tingal cerita dan semakin
krisis. Dilain sisi, lagu-lagu daerah tidak kalah memprihatinkan, sangat jarang
terdengar atau didengarkan bahkan cenderung diabaikan dan ditinggalkan
dibeberapa wilayah di negeri ini.
Lagu
anak, lagu dewasa dan lagu daerah secara kualitas dan pesannya sama-sama
penting bagi kemajuan bagi dunia hiburan yang memberi pesan mendidik dan
memberikan manfaat bagi jiwa dan pertumbuhan kreativitas anak seperti
mengajarkan untuk bersikap cinta sesama, cinta lingkungan, cinta bangsa dan
tanah air serta semangat nasionalis. alangkah lebih baik dan bijaksananya jika
semua pihak dapat mengakomodir hal ini mengingat semua sama pentingnya untuk
diperhatikan. Semoga saja…
By : Petrus Kanisius “Pit” - YAYASAN PALUNG
No comments:
Post a Comment