I made this widget at MyFlashFetish.com.

Tuesday, November 27, 2012

Pers Rilis





Orangutan Kian Terjepit Habitatnya, Perlu Kepedulian Bersama

Saat ini praktek kejahatan terhadap satwa dilindungi terutama Orangutan kian memprihatinkan. Kejahatan terhadap Orangutan juga terjadi di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara. Kedua kabupaten yang letaknya bersebelahan ini sebagian besar terdiri dari hutan rawa gambut yang merupakan tempat nyaman bagi Orangutan untuk hidup. Kejahatan tidak hanya dilakukan langsung pada individu Orangutan (diburu untuk dimakan, dipelihara atau diperdagangkan), namun yang tidak kalah memprihatinkan adalah kejahatan terhadap habitat Orangutan terutama diluar kawasan konservasi.

Yayasan Palung sejak tahun 2000 hingga sekarang focus terhadap sebaran Orangutan menemukan bahwa di hampir seluruh kecamatan di dua kabupaten ini terdapat populasi dan habitat Orangutan, termasuk di wilayah-wilayah yang sekarang menjadi areal perkebunan sawit, pertambangan dan transmigrasi. Geliat pembangunan daerah berbagai sektor tanpa memperhatikan konservasi Orangutan dan habitatnya ternyatamembuat posisi Orangutan kian terjepit.

 Ancaman terhadap habitat meningkat karena maraknya pembukaan areal perkebunan, pertambangan dan pemukiman. Semakin besar kebutuhan masyarakat akan lahan pertanian dan perkebunan, semakin meningkat pula ancaman terhadap keberadaan dan kelangsungan  hidup Orangutan. Dengan kata lain, semakin banyak aktivitas manusia yang berkaitan langsung dengan habitat Orangutan mengakibatkan semakin sempitnya habitat bagi Orangutan untuk hidup. Dalam beberapa dekade terakhir penurunan habitat dan populasi Orangutan terus meningkat karena habitat dan populasi Orangutan belum menjad dasar i pertimbangan dalam penentuan arah kebijakan dan pembangunan.

Ada beberapa kasus konflik Orangutan dengan perkebunan sawit yang terjadi di dua kabupaten ini, diantaranya kematian Orangutan di areal PT. GKS, ditemukannya bayi Orangutan di PT. ASL, ditemukan 3 individu Orangutan terjepit di areal land clearing PT. KAL, penyerahan Orangutan dari PT. LS serta berbagai kasus lainnya. Kasus-kasus tersebut membuktikan kurangnya pengawasan terhadap perusahaan perkebunan ketika melakukan penyusunan KA-ANDAL (Kerangka Analisis Dampak Lingkungan). Seharusnya KA-ANDAL yang disusun harus menyampaikan secara detail satwa apa saja yang terdapat diareal konsesi tersebut. Akibatnya informasi yang tidak detail ini menyebabkan komplik antara Orangutan dengan perkebunan sawit tidak terhindarkan.

Selain ancaman terhadap habitat Orangutan, juga berdasarkan monitoring yang dilakukan Yayasan Palung pada tahun 2012 (Januari-November 2012) terutama di wilayah pesisir, teridentifikasi 10 kasus pemeliharaan Orangutan di pemukiman masyarakat. Ada beberapa kasus pemeliharaan Orangutan di pemukiman masyarakat yang berbatasan langsung dengan areal perkebunan sawit, bahkan ada beberapa individu Orangutan yang berasal dari areal perkebunan sawit.
Selain itu, berdasarkan data YIARI bahwa terhitung sejak Januari 2012 s.d November
2012 terdapat 17 individu Orangutan yang berhasil diselamatkan dari berbagai kecamatan.  Kondisi ini sudah sepatutnya menjadi perhatian berbagaI pihak baik pemerintah, LSM, Sektor
Swasta dan masyarakat.

Sebuah strategi bersama perlu diwujudkan dimana berbagai pihak saling bekerjasama untuk menekan laju pengurangan habitat dan populasi orangutan. Sebuah solusi perlu disepakati agar pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dapat terus berjalan, namun disisi lain, perlindungan yang memadai juga diberikan kepada spesies yang bukan hanya menjadi kebanggaan Kabupaten Ketapan dan Kayong Utara atau Indonesia pada umumnya, namun juga sumber kekaguman seluruh dunia. Sudah saatnya kita bangga memiliki orangutan, karena di seluruh dunia, hewan besar yang mengagumkan ini hanya dapat ditemukan di Pulau  Kalimantan dan Sumatra.

Yayasan Palung adalah sebuah lembaga lingkungan yang saat ini berjuang untuk meminimalisir kejahatan terhadap Orangutan melalui berbagai upaya penyadaran masyarakat (pemutaran film, kampanye melalui radio, kampanye melalui media cetak, penyebaran (sticker, brosur, kalender dan  pendidikan lingkungan ke sekolah-sekolah). Yayasan Palung juga berusaha memberikan alternatif pendapatan kepada masyarakat di sekitar hutan sebagai usaha untuk mengurangi tekanan terhadap habitat orangutan.

Sebagai langkah pedulian dan keprihatinan bersama, maka Yayasan Palung akan mengadakan rangkaian kegiatan Pedulian terhadap Orangutan. Pekan Peduli Orangutan (PPO) merupakan kegiatan special event yang selalu diselenggarakan oleh Yayasan Palung  sejak tahun 2008. Pada tahun ini, rangkaian kegiatan dengan nama Pekan Peduli Orangutan yang dilaksanakan pada tanggal, 29 November 2012. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka Pekan Peduli Orangutan (PPO), seperti; 1. Akan diadakan konferensi pers yang akan dilakukan oleh Yayasan Palung dan YIARI (IAR) terkait laporan dan informasi terkini mengenai keberadaan orangutan dan ancaman orangutan saat ini. Konfensi Pers akan dilaksanakan pada hari kamis, pukul 09.00 Wib-selesai, tempat konferensi perss di halaman luar kandang transit satwa IAR.
 2. Aksi Damai yang dilakukan relawan Tajam, Yayasan Palung. Aksi ini dilakukan oleh 10 orang dengan memakai topeng Orangutan yang menyampaikan tulisan-tulisan atau pesan untuk penyelamatan orangutan. Aksi damai akan dilakukan pada pukul 15.30 wib di tempat keramaian, di bundaran Agoes Djam.

Informasi Lebih lanjut, hubungi :
Kantor Yayasan Palung
Jl. Kolonel Sugiono, Gg. H. Tarmizi, no. 5
Ketapang, Kalbar.
Telp/fax. (0534) 3036367

No comments:

Post a Comment