I made this widget at MyFlashFetish.com.

Monday, November 12, 2012

Potret : Kebutuhan Air Meningkat, Sumber Air Melimpah tapi Terbatas



Foto : Bedu Tri Nugroho - YP; Air Enggan Menetes

Kebutuhan akan air bersih saat ini semakin meningkat, sementara sumber air semakin berkurang akibat semakin menurunnya jumlah sumber daya alam berupa hutan. Hari semakin hari keberadaan hutan dan biodiversity (keanekaragaman hayati) terkikis. Pembukaan hutan secara besar-besaran oleh perusahaan untuk perkebunan sawit, pertambangan, illegal logging dan kebutuhan areal akan pembangunan berdampak pada sumber air. Hal ini tentunya membuat masyarakat semakin resah dengan keadaan.
Salah satu dampak dari hal tersebut adalah berkurangnya pasokan air bersih untuk mandi cuci kakus (MCK) masyarakat. Saat ini, Kabupaten Ketapang kebutuhan air bersih sangatlah besar, sementara ketersediaan air bersih sangat sedikit. Sehingga membuat masyarakat merasa resah. Seperti misalnya masyarakat yang tinggal di sekitar tepian Sungai Pawan, mereka terpaksa harus menyedot air sungai untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan konsumsi masyarakat, mereka harus rela mengeluarkan uang sebesar Rp 8000 rupiah untuk satu galon air bersih setiap 4 hari sekali.
Kabupaten Kayong Utara, tidak kalah hebatnya terkait kekurangan air bersih, walaupun di daerah ini terhitung masih banyak hutan yang ada, tetapi untuk daerah-daerah tertentu masyarakat sangat sulit untuk memperoleh air bersih. Seperti di daerah Teluk Batang, masyarakat harus mengeluarkan uang Rp 3000 - Rp 5000 untuk mandi di pemandian umum. Sedangkan di daerah Melano, Kecamatan Simpang Hilir, masyarakat mau tidak mau mandi dengan menggunakan air asin. Tragis memang, tapi beginilah kenyataannya, masyarakat resah dengan kondisi seperti ini. Bila musim hujan tiba, masyarakat bisa terbantu. Namun saat kemarau tiba, masyarakat harus terpaksa menggunakan air asin dan jika ingin menggunakan air bersih harus mengeluarkan uang tambahan.
 Keadaan yang seperti ini apakah akan terus terjadi dan akan semakin parah?. Harapan dari masyarakat tentunya membutuhkan perhatian dari semua pihak terkait, terutama  pemerintah. Sehingga tidak heran, ada masyarakat yang bergumam “ke mana pemimpin daerah saat ini?”.
Bayangkan saja, bila saat ini hingga 10-20 tahun yang akan datang, jika keadaan semakin memburuk, kemungkinan besar daerah ini akan benar-benar dilanda dengan musibah kekurangan air bersih di tengah tengah kelimpahan sumber air. Apakah harus menunggu semua yang tidak kita inginkan terjadi dulu baru semuanya akan sadar?. Apakah keadaan terus terjadi berlarut-larut-larut atau ada gerak langkah cepat?. Sebagai langkah bijak, ada baiknya bila penanganan segera dilakukan. Kelimpahan akan sumber air, sudah selayaknya di rasakan secara merata untuk semua dan dapat berkelanjutan secara bersama.  (Pit & Bedu – Yayasan Palung)

No comments:

Post a Comment